Ngelmu.co – Pimpinan Pesantren Al Furqon Al Islami Gresik, Ustaz Yusuf Abu Ubaidah (YAU), menyampaikan 10 ibrah dari peristiwa Isra Miraj.
Kisah yang menjadi salah satu lautan ilmu dan juga pelajaran.
“Bukan bagi orang yang hanya sekadar menjadikannya sebagai rutinitas yang datang dan berlalu begitu saja atau menjadikannya sebagai perayaan dan hiburan yang tidak diizinkan dalam syariat yang mulia ini.”
“Namun, di sini hanya akan disampaikan hal-hal terpenting saja,” tuturnya lagi.
Simak penjelasan Ustaz YAU, selengkapnya, berikut ini:
1. Hadis tentang Isra Miraj
Hadis tentang Isra Miraj adalah sahih, dengan kesepakatan para pakar hadis dan sejarah.
Maka itu mengingkari peristiwa ini merupakan suatu kekufuran terhadap ayat Al-Qur’an.
Begitu juga terhadap hadis mutawatir, serta kesepakatan ulama.
Peristiwa ini mengajarkan kepada kita untuk melakukan pendekatan iman, daripada sekadar mengandalkan akal yang terbatas.
Penting untuk memperhatikan hal ini, karena banyak di antara manusia yang mengingkari peristiwa Isra Miraj; ataupun sebagian peristiwa di dalamnya.
Sumbernya hanya mengedepankan akal, bukan keimanan. Mohon diperhatikan.
2. Mukjizat Nabi Muhammad
Peristiwa Isra Miraj merupakan mukjizat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam; menunjukkan kebenaran risalah yang beliau emban.
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata:
Tidak-lah Allah memberikan suatu mukjizat kepada seorang nabi pun kecuali Ia juga memberikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mukjizat yang lebih banyak darinya.
Apabila mukjizat Nabi Musa ‘alaihis-sallam terbelahnya lautan, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan, yakni terbelahnya bulan.
Apabila mukjizat Nabi Musa ‘alaihis-sallam terpancarnya air dari batu, maka Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan, yakni terpancarnya air dari jari jemari.
Dan apabila mukjizat Nabi Sulaiman ‘alaihis-sallam adalah ketundukan angin kepadanya, maka mukjizat Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah miraj [naiknya beliau ke langit].
3. Peristiwa Isra Miraj adalah Hiburan
Bagi orang yang mempelajari sirah perjalanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, niscaya akan mendapati bahwa sebelum peristiwa agung tersebut, ada beberapa kejadian yang sangat menyedihkan hati beliau.
Seperti wafatnya istri tercinta; Khadijah radhiyallahu anha, dan juga paman pelindung; Abu Thalib.
Sehingga tahun itu dikenal dalam sejarah dengan ’Amul Hazn; tahun kesedihan.
Belum lagi, kejadian yang menimpa beliau di Kota Thaif.
Di mana saat beliau pergi ke sana dengan harapan mereka mau menerima dakwah dan menolong beliau.
Namun, sebaliknya, beliau justru mendapat celaan, bahkan lemparan batu hingga kaki berlumuran darah.
Setelah kejadian menyedihkan tersebut, Allah ingin menghibur hati Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Menunjukkan kehebatan tanda-tanda kekuasaan-Nya, mempertemukan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan para nabi yang juga sama sepertinya dalam menghadapi tantangan dalam berdakwah.
Seakan-akan dikatakan kepada beliau, “Wahai Muhammad, kalau memang hatimu sedih karena ocehan penduduk bumi, apakah engkau tidak merasa gembira dan senang hati dengan ucapan selamat sejahtera dari para malaikat dan para nabi yang mulia?”
Hendaknya hal ini menjadi ibrah bagi para da’i, penerus perjuangan dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Agar mereka bersabar di medan dakwah, dan juga merasa gembira dengan janji Allah.
4. Pentingnya Tolong-menolong
Pentingnya tolong-menolong antara para juru dakwah, dan tukar-menukar pengalaman dalam kancah dakwah.
Sebab, Nabi Musa ‘alaihis-sallam memberikan pengalamannya kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pengalaman yang jelas lebih berharga daripada sekadar teori.
Maka itu semoga, hal ini menginspirasi para da’i agar mereka saling membantu satu sama lain; dalam mengemban amanat dakwah yang mulia.
Bukan justru saling mencela, memfitnah, dan memprovokasi.
5. Hubungan Erat
Hubungan erat ntara al-Masjidil Haram dengan al-Masjidil Aqsa.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati para nabi, dan salat mengimami mereka di al-Masjid al-Aqsa.
Ini menunjukkan beberapa faedah dan juga pelajaran:
- Dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia itu umum atas tiap negeri;
- Syariat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menghapus syariat-syariat terdahulu, dan wajib bagi setiap manusia hingga para nabi pun untuk mengikuti;
- Persatuan dakwah para nabi dalam mengajak manusia kepada tauhid dan keimanan;
- Hubungan erat antara al-Masjidil Haram dengan al-Masjidil Aqsa; dan
- Anjuran kepada kaum muslimin untuk menziarahi al-Masjidil Aqsa, dan membebaskannya dari kaum Yahudi. Semoga Allah menghancurkan mereka dan patung-patung; serta kabar gembira akan kemenangan dan penaklukan al-Masjidil Aqsa.
Adapun fatwa sebagian kalangan yang melarang ziarah ke Masjidil Aqsa sekarang, karena dikuasai oleh Yahudi.
Dengan alasan bahwa hal itu akan makin memperkuat ekonomi mereka, adalah fatwa yang salah.
Sebagaimana penjelasan Syaikh Abdullah al-’Ubailan, Syaikuna Masyhur Hasan Salman, dan Syaikhuna Ali Hasan al-Halabi.
6. Lantang Menyampaikan Kebenaran
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berterus terang menyampaikan kisah peristiwa Isra Miraj.
Sekalipun entah manusia membenarkan atau mendustakannya.
Hendaknya hal ini sebagai pelajaran bagi para da’i, agar berani lantang menyampaikan al-haq, tanpa sedikit pun rasa takut.
“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan,” (QS. Al-Ahzab: 39).
7. Antara Nabi dan al-Buraq
Allah telah menambah penghormatan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagai tamu yang agung dengan sebuah kendaraan yang unik; Buraq, dan pendamping yang menghiburnya [Jibril ‘alaihis-sallam].
Sebagaimana penduduk surga pergi ke surga dengan menaiki kendaraan penuh penghormatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Mahapemurah sebagai perutusan yang terhormat,” (QS. Maryam: 85).
Ketika Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menambatkan Buraq, maka beliau ingin mengajarkan kepada kita.
Agar mengambil sebab, karena mengikat kendaraan tidaklah menafikan tawakal kepada Allah.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seorang Arab badui yang membawa untanya:
“Ikat dulu, baru kemudian bertawakal,” (Hasan. Riwayat Tirmidzi).
8. Kewajiban Salat
Tiap ibadah di-wahyukan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, saat beliau di muka bumi, kecuali ibadah salat.
Allah mewahyukan kewajiban salat tersebut di atas langit. Bukankah hal ini menunjukkan betapa pentingnya masalah salat?
9. Ketinggian Allah
Al-Hafizh Ibnu Abil Izzi al-Hanafi rahimahullah berkata:
“Dalam hadis Miraj ini terdapat dalil tentang ketinggian Allah, ditinjau dari beberapa segi, bagi orang yang mencermatinya,” (Syarh Aqidah ath-Thahawiyyah).
Seandainya Allah ada di mana-mana, seperti sangkaan kaum Jahmiyyah, niscaya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak perlu susah-susah diangkat ke langit!
10. Pelajaran
Pelajaran dari “pembelahan dada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
Tiap orang yang dikehendaki oleh Allah untuk menghadapi sesuatu yang sangat dahsyat, maka ia akan diberi bekal persiapan yang kuat.
Nabi Musa ‘alaihis-sallam, misalnya. Di saat akan diutus oleh Allah kepada Fir’aun, Allah memberinya sebuah tongkat.
Allah juga memberikan percobaan untuknya, agar ia nanti tidak terkejut ketika melihat tongkatnya menjadi ular yang besar.
Demikian pula Nabi kita Muhammad Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Malaikat Jibril ‘alaihis-sallam membelah dadanya, dan mengisinya dengan hikmah serta keimanan.
Agar ia siap untuk melihat keajaiban-keajaiban Isra Miraj.
Sebab, jika hati manusia sudah baik, maka akan baik pula seluruh anggota tubuhnya.
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda:
“Ketahuilah bahwa dalam jasad manusia ada sekerat daging, apabila itu baik, maka seluruh anggota tubuh lainnya akan baik, dan apabila jelek, maka akan jelek pula seluruhnya. Ketahuilah bahwa [sekerat daging] itu adalah hati,” (Muttafaq ’alaih).
Baca Juga:
“Demikianlah beberapa mutiara ilmu yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra Miraj,” kata Ustaz YAU.
“Sungguh yang terpenting dari peristiwa tersebut adalah kita dapat mempelajari dan mengambil ibrah darinya,” sambungnya.
“Bukan hanya sekadar rutinitas belaka, atau sebagai perayaan yang tidak diizinkan oleh Allah,” imbuhnya lagi.
“Semoga dengan penjelasan tadi, kaum muslimin dapat mengambil manfaat darinya. Aamiin,” pungkas Ustaz YAU.