Ngelmu.co – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menyesalkan, lima tokoh Nahdliyin, bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Pertemuan itu berlangsung di tengah serangan Israel ke Gaza, Palestina.
Serangan yang dilakukan lebih dari sembilan bulan, dan masih berlanjut hingga detik ini.
Serangan pasukan penjajah Israel juga telah membunuh lebih dari 38 ribu orang.
Adapun kelima tokoh yang dimaksud adalah Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
“PBNU, menyesalkan kunjungan sejumlah aktivis NU ke Israel, mengingat saat ini yang harusnya dilakukan adalah mengecam dan menekan Israel, lewat berbagai cara, agar menghentikan kekerasannya terhadap rakyat Palestina.”
Demikian pernyataan Ketua PBNU bidang Hukum dan Media Savic Ali–melalui pesan singkat–Ahad (14/7/2024).
Menurutnya, Israel tengah berupaya melakukan lobi ke sejumlah pihak untuk memperkuat legitimasinya.
Savic, menilai, kelima tokoh Nahdliyin itu seharusnya menolak ajakan dari pihak Israel untuk bertemu.
“Teman-teman harusnya tahu hal ini, dan menolak undangan Israel,” ujarnya.
Savic juga menegaskan bahwa PBNU, tidak pernah memberi mandat kelima tokoh itu untuk bertemu dengan Isaac.
Sebab, pertemuan yang dilakukan kelima tokoh nahdliyin itu bertolak belakang dengan sikap diplomasi yang dilakukan PBNU.
Savic, khawatir pertemuan dengan Isaac dapat melukai perasaan masyarakat Palestina.
“Kami juga khawatir kunjungan dan pertemuan sejumlah teman dengan Presiden Israel tersebut akan makin melukai perasaan warga Palestina, dan warga muslim pada umumnya.”
Baca juga:
Kunjungan itu juga dinilai sebagai tindakan orang yang tidak memahami geopolitik, tidak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU.
Savic, menekankan bahwa kunjungan mereka, bukan atas nama organisasi.
PBNU juga mengaku belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel.
“Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa, dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan.”
Baca juga:
Lebih lanjut, Savic, mengatakan, meskipun mengatasnamakan kunjungan pribadi, mereka dikenal sebagai warga–bahkan–aktivis NU.
Hal itu akan memperburuk citra NU di mata publik, padahal sikap PBNU dan Nahdliyin, sampai saat ini sangat jelas; berdiri di sisi Palestina, dan mengecam agresi Israel.
“Israel sampai saat ini tidak mengakui Palestina, dan terus melakukan agresi militer yang memakan ribuan korban jiwa.”
“Israel masih menjatuhkan bom dan peluru kepada warga Palestina. Korbannya banyak sekali, warga sipil.”
Menurut Savic, PBNU saat ini tengah berkomunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini.
Bahkan, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, bertemu dan berbincang secara khusus dengan Duta Besar Palestina Zuhair al-Shun.
Pertemuan berlangsung di Gedung PBNU Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Kamis (11/7/2024) lalu.
“Membicarakan perkembangan yang terjadi di Pelestina, apa yang bisa dilakukan oleh NU dalam konteks mendukung kemerdekaan Palestina, dan menghentikan kekerasan yang terjadi terhadap rakyat Palestina.”
Saat ditanya soal sanksi dari PBNU kepada warga yang berkunjung ke Israel, Savic, menyampaikan kemungkinan PBNU akan mengklarifikasi terlebih dahulu.
Apa tujuan mereka berkunjung ke Israel, dan menemui Isaac.
“Tapi yang jelas, keberangkatan mereka sulit diterima, karena melukai perasaan warga Nahdliyin.”
“Tidak semestinya warga NU, berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU,” tegas Savic.
Sebelumnya, berdasarkan foto yang diterima Ngelmu, Isaac, tampak duduk dengan menggunakan stelan jas warna biru gelap.
Adapun kelima tokoh Nahdliyin, terlihat berdiri di belakang Isaac, dan informasi yang terhimpun, pertemuan itu berlangsung pekan lalu.