Pernah nggak sih, kamu lagi asyik-asyiknya naik motor, terus tiba-tiba ada motor lain yang nyelip seenaknya, belok tanpa sein, dan sukses bikin jantung kamu hampir copot? Iya, rasanya pengen turun dari motor tapi ga jadi gara-gara liat jam udah hampir telat juga. terus ngasih kuliah singkat tentang etika berkendara
Tapi, sabar, bro-sis. Berkendara itu nggak cuma soal ngegas dan ngerem, tapi juga soal menjaga adab dan akhlak di jalan.
Kalau kamu mengaku Muslim yang taat, adab berkendara ini penting banget buat dipelajari. Nggak cuma bikin selamat di dunia, tapi juga insya Allah dapat pahala!
Nah, kali ini kita akan bahas 7 adab berkendara menurut Islam yang bisa bikin perjalanan kamu nggak cuma aman, tapi juga penuh berkah. So, nggak ada alasan lagi buat nggak menerapkan ini, ya!
1. Niat yang Baik Sebelum Berkendara
Sebelum kamu mau ngegas motor atau mobil kamu, ada baiknya niat dulu. Bukan niat buat balapan sama kendaraan sebelah, tapi niat yang baik.
Misalnya, “Bismillah, semoga perjalanan ini membawa manfaat.” keliata sepele sih, tapi niat itu penting banget, loh! Dalam Islam, segala perbuatan dinilai dari niatnya.
Jadi, mau kamu cuma pergi ke warung beli kopi liong sachet (mendingan yang tanpa gula klo ngopi) atau jalan-jalan sore, pastikan niatnya benar dan lurus. Niat ini juga bisa jadi tameng biar kamu nggak gampang kebawa emosi kalau ada yang ugal-ugalan di jalan. Inget, sabar itu separuh dari iman, bro!
- Hadits: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Konteks: Hadits ini mengajarkan bahwa sebelum melakukan apa pun, termasuk berkendara, niat yang baik sangat penting. Ini dapat disertakan di bagian awal untuk menguatkan bahwa segala perbuatan, termasuk berkendara, diawali dengan niat yang benar.
2. Berdoa Sebelum Memulai Perjalanan
Kalau kamu termasuk orang yang nunggu lampu hijau dengan tangan atau kaki yang siap ngegas, coba tambah kebiasaan satu lagi: berdoa sebelum jalan.
Bukan cuma buat keselamatan kamu, tapi juga biar semua orang di jalan dijauhkan dari marabahaya.
Dalam Islam, kita diajarin buat berdoa sebelum bepergian, salah satunya: Bismillahi tawakkaltu ‘alallah yang artinya kita menyerahkan semua urusan kepada Allah.
Dengan berdoa, kamu jadi merasa lebih tenang.
Dan kalaupun macet atau ban bocor di tengah jalan, setidaknya kamu sudah punya ‘modal’ sabar. Lagian, siapa tahu doamu bisa mengurangi jumlah kendaraan yang nge-trotoar, kan? Hehe.
- Doa Sebelum Bepergian: “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa haula wa laa quwwata illa billah” yang berarti “Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”
- Hadits: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu hendak keluar rumah, maka bacalah: ‘Bismillahi tawakkaltu ‘alallah laa haula wa laa quwwata illa billah,’ niscaya engkau akan diberi petunjuk, dicukupi kebutuhannya, dan dilindungi dari segala mara bahaya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
3. Hormati Pengguna Jalan Lain
Bayangin, di jalan raya yang ramai, ada banyak tipe orang: yang baru belajar nyetir, yang buru-buru, sampai yang memang suka ugal-ugalan.
Di sini, tantangan terbesar buat kita adalah tetap menghormati mereka.
Sebagai Muslim, kita diingatkan buat selalu berperilaku santun, termasuk di jalan raya.
Coba deh, jangan gampang emosi kalo ada yang nyalip atau nge-klakson nggak jelas.
Alih-alih maki-maki, lebih baik kasih mereka jalan dengan senyum.
Mungkin mereka memang lagi buru-buru, atau ya, memang nggak tahu aturan. Ingat pepatah, “Siapa yang menyabarkan diri di jalan, dia sudah memelihara keselamatan dirinya.” (oke, ini pepatah karangan, tapi masuk akal kan? wkwkwk).
- Al-Qur’an: “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al-Furqan: 63)
- Konteks: Ayat ini bisa dijadikan landasan bahwa ketika kita di jalan, rendah hati dan sabar, serta selalu mengucapkan atau bertindak baik adalah cerminan akhlak seorang Muslim.
4. Jangan Merusak Fasilitas Umum
Jalan raya itu termasuk fasilitas umum yang harus kita jaga bersama. Islam mengajarkan untuk nggak merusak sesuatu yang menjadi milik bersama, termasuk jalan, lampu lalu lintas, atau marka jalan.
Bayangin kalau semua orang sembarangan buang sampah di jalan atau bikin coretan di rambu-rambu, yang rugi siapa? Ya kita semua! Jadi, ketika kamu berkendara, pastikan kamu nggak berkontribusi dalam merusak fasilitas ini.
Simpel sih, buang sampah di tempatnya, jangan ngerusak marka jalan, dan ya… jangan parkir sembarangan juga, bro!
- Al-Qur’an: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
- Konteks: Ayat ini menjelaskan larangan untuk merusak apa pun di muka bumi, termasuk fasilitas umum seperti jalan. Ini bisa dimasukkan di bagian tentang menjaga fasilitas umum ketika berkendara.
5. Utamakan Keselamatan
Ada yang bilang, berkendara itu seni menggabungkan antara kecepatan dan keselamatan.
Tapi, dalam Islam, keselamatan adalah prioritas nomor satu. Kamu boleh ngebut kalau lagi di sirkuit sentul atau mandalika balap, tapi di jalan umum, perlambat dikit, ya! Rasulullah SAW bahkan mengajarkan kita untuk berhati-hati dalam setiap langkah.
Berkendara juga sama: lebih baik telat 10 menit (makanya berangkat lebih awal dong) daripada ngebut dan berakhir di rumah sakit (atau yang lebih parah lagi, astaghfirullah). Gunakan helm (yang sni ya) buat yang naik motor, pakai sabuk pengaman buat yang nyetir mobil (selain buat keselamatan juga biar ga kena tilang elektronik), dan patuhi aturan lalu lintas.
- Hadits: Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
- Konteks: Hadits ini bisa memperkuat poin bahwa keselamatan adalah prioritas utama dalam berkendara. Dalam Islam, kita dilarang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain.
6. Sabar dalam Kemacetan
Macet itu udah jadi bagian hidup di kota-kota besar. Kadang, mau ngamuk rasanya nggak ada gunanya. Nah, di sinilah ujian kesabaran kita, sebagai Muslim, diuji.
Di tengah kemacetan yang bikin stres, coba tarik napas dalam-dalam, zikir pelan-pelan,
atau ya, dengerin ceramah dari ustaz favorit di youtube atau podcast (tapi volumenya jangan besar-besar atau pake satu earphone disalah satu kuping aja, biar ga ribet make yang yang bluetooth aja :D).
Nggak usah terpancing buat nyelip di jalur kanan atau motong lewat bahu jalan.
Ingat, Islam mengajarkan bahwa sabar itu nggak kenal waktu dan tempat. Jadi, bersabar di tengah kemacetan bisa jadi pahala tambahan buat kamu, siapa tahu, kan?
- Al-Qur’an: “Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
- Hadits: Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bersabar, Allah akan menjadikannya penyabar. Tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas (keutamaannya) daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Konteks: Ayat dan hadits ini sangat relevan untuk menggambarkan pentingnya sabar, khususnya saat menghadapi situasi macet di jalan raya.
7. Bijak Menggunakan Klakson
Klakson itu ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi, dia bisa jadi alat komunikasi yang efektif di jalan. Di sisi lain, dia bisa bikin emosi orang lain meledak kalau dipakai sembarangan.
Sebagai Muslim yang baik, kita dituntut buat bijak dalam segala hal, termasuk menggunakan klakson. Jangan asal pencet klakson cuma karena kamu bete atau ngerasa pengendara depan jalannya kelamaan.
Kalau memang perlu, gunakan klakson dengan bijak dan sopan. Ingat, jangan sampai klaksonmu membuat kamu jadi sumber dosa karena bikin orang lain marah.
- Al-Qur’an: “Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 19)
- Konteks: Ayat ini bisa digunakan sebagai pengingat untuk tidak berlebihan menggunakan klakson, karena suara yang keras dan kasar tidak mencerminkan akhlak yang baik.
Nah, itu dia 7 adab berkendara menurut Islam yang bisa kamu terapkan di perjalanan sehari-hari.
Pada dasarnya, berkendara itu bukan cuma soal fisik, tapi juga soal mental dan spiritual.
Dengan menjaga adab di jalan, kita nggak cuma menjaga keselamatan diri sendiri, tapi juga bisa berkontribusi buat menciptakan ketertiban di masyarakat.
Dan yang paling penting, kita bisa menjalani perintah agama dengan cara yang santai tapi tetap penuh berkah.
So, selamat berkendara dengan aman dan penuh senyum! Jangan lupa selalu niat baik sebelum ngegas, ya!