Ngelmu.co – Wakil Presiden RI sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Muhammad Jusuf Kalla, mengatakan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam masjid. Di Indonesia ada masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Nasional, dan Masjid Kantoran.
Sementara itu, di negara Timur Tengah tidak ada masjid yang dibangun di perkantoran, tidak seperti di Indonesia. Menurut JK, adapun alasan dari ketiadaan masjid di perkantoran di Timur Tengah sebenarnya adalah hal sederhana.
Alasan sederhana tersebut adalah rata-rata hari libur di negara Timur Tengah adalah Hari Jumat, sehingga warga di negara-negara Timur Tengah bisa melaksanakan shalat Jumat di masjid yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.
“Sederhana sebenarnya karena di sana liburnya hari Jumat. Jadi Jumatnya pulang ke rumah,” ujarnya dalam kegiatan Muktamar VII di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu, 11 November 2017.
Dalam kesempatan tersebut JK juga bercerita tentang pertanyaan dari seorang pendeta yang menanyakan alasan sulitnya gereja di bangun di perkantoran.
“Dalam suatu kali saya pernah ceramah di depan pendeta. Salah satu pendeta tanya, Pak kenapa di mana-mana ada masjid, di perkantoran juga ada, tapi gedung gereja susah dibikin?” certa JK.
Pertanyaan tersebut pun dijawab JK secara logis. JK mengatakan hal itu merupakan bentuk toleransi umat Islam terhadap umat Kristen. Hari libur di Indonesia adalah Hari Minggu yang merupakan hari besar untuk umat Kristen, sehingga, umat Kristen bisa melaksanakan ibadah pentingnya di luar perkantoran.
“Saya jawab itu untuk menghormati Anda. Karena hari ibadah Anda yang penting itu libur, Islam itu hari ibadah pentingnya hari Jumat itu tidak libur. Karena tidak libur, maka harus ada masjid,” ucapnya.
Di mal, pusat perbelanjaan, kenapa juga ada masjid besar, karena menurut JK, masayarakat Kristen dan umat lainnya tidak perlu pulang ke rumah jika waktu Maghrib sudah tiba dan bisa tetap makan di mal.
“Jadi banyak hubungan-hubungannnya, karena itu lah, maka tidak terjadi di negara lain. Akibat hari libur itu juga menyebabkan kita harus shalat di kantor,” katanya.
Selain itu, JK menambahkan, mengapa masjid-masjid itu harus ada di perkantoran karena berhubungan juga dengan waktu kerja. Dulu, waktu kerja hanya sampai pukul 14.00 siang, sedangkan saat ini sampai pukul 16.00 sore. Jika tidak ada masjid di perkantoran, maka umat Islam tidak bisa menunaikan shalat Dzuhur.
“Dulu hari kerja hanya sampai jam dua sehingga bisa shalat Dzuhur di rumah. Sekarang hari kerja sampai jam empat sore sehingga harus shalat Dzuhur di kantor. Inilah yang menyebakan semua masyarakat harus ikut menjaga masjid,” papar JK.