Pembajakan Emil Dardak oleh Partai Demokrat dianggap membuktikan partai tersebut kekurangan kader untuk berlaga di pemilihan gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018. Pembajakan tersebut juga dilihat sebagai bentuk pragmatisme politik.
“Tentu Demokrat krisis kader,” ujar Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro ketika dihubungi, Ahad (26/11).
Menurutnya, pembajakam Emil oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan bentuk pragmatisme politik. Pragmatisme politik dengan cara menambal-sulam calon dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).
“Tambal sulam ini targetnya cuma menang. Seharusnya, partai konsisten menjalankan proses kaderisasi yang benar dengan mekanisme dan alur berjenjang yang telah ditetapkan,” jelas Siti.
Ia menilai, pembajakan tersebut konsistensinya hanya untuk merebut kekuasaan. Siti kemudian menganggap, pemecatan Emil oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan merupakan suatu hal yang wajar. “Tentu itu (pindah-pindah partai) tidak etis dalam berpolitik. Tidak boleh dan tidak seharusnya,” kata dia.
Sebelumnya, pada Selasa (21/11), Majelis Tinggi Partai Demokrat membahas pemilihan gubernur dan wakil gubernur di 17 daerah di Indonesia dalam Pilkada serentak 2018. Salah satu yang telah diputuskan adalah Pilgub Jawa Timur dengan mendukung Khofifah dan Emil Dardak.