Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mencatat gempa terur-menerus (overscale) Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, sebagai manifestasi penambahan suplai magma di kawah gunung berapi setinggi 3.142 mdpl itu.
“Gempa terus-menerus selama 22 menit pada pukul 14.34 WITA hingga 14.56 WITA ini, menandakan penambahan suplai magma ke dinding kawah terus berlangsung,” kata Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, I Gede Suantika, di Posko Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Sabtu.
Ia memastikan jumlah magma Gunung Agung sudah lebih banyak dibandingkan dengan saat pagi hari tadi.
Untuk volume kawah saat ini, kata dia, sekitar 60.000.000 meter kubik dan saat ini pengisian volume lava di dalam kawah diperkirakan kurang dari 50 persen atau 30.000.000 meter kubik.
PVMBG memprediksi, untuk bisa mengisi magma hingga penuh di ruang kawah Gunung Agung memerlukan waktu sekitar 10 hari. “Gempa terus-menerus ini hampir setiap hari terjadi atau sudah berlangsung enam kali sejak 28 Desember 2017,” katanya.
Ia membandingkan, saat Gunung Agung gempa terus-menerus secara hebat pada 28 Desember 2017 itu terpantau lontaran batu hingga radius 2.000 meter dari kawah.
Pada saat itu, PVMBG juga melihat melalui visual dengan kamera pengintai di Bukit Asah, memang terlihat ada percikan material padat yang terlontar ke udara dan turun lagi di dalam kawah.
Untuk saat ini dampak dari gempa terus-menerus Gunung Agung, belum ada tanda lontaran bebatuan vulkanik, namun terlihat asap putih tebal.
Selain itu, ditambah ke bulan abu sangat tinggi beserta berlangsungnya aliran lava di dinding kawah, sehingga suplai magma terus mendesak keluar semakin besar.
“Kami mencatat hari ini adanya gempa terus-menerus seperti pada 28 Desember 2017, namun perbedaannya lebih pendek,” ujarnya.
Ia menambahkan, sangat berkaitan antara aktivitas vulkanik Gunung Agung dengan aktivitas tektonik yang sebelumnya terjadi di Desa Abang yang mengakibatkan gempa 3,5 pada skala Richter, beberapa waktu lalu.
Suantika mengatakan, aktivitas gempa terus-menerus Gunung Agung ini mirip seperti yang terjadi pada Gunung Sinabung, di Sumatera Utara, yang lebih dari lima kali gempa serupa melebihi ambang batas dari alat seismograf.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Syahbana menambahkan, PVMBG pun berencana akan kembali memantau kawah UAV. Namun hal ini baru akan dilakukan pekan depan, karenaUAV itu masih diperbaiki di Bandung.
Artikel ini sudah dimuat pada Antara News