Ngelmu.co, JAKARTA – Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang, Markus Gani menyebut Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), politisi busuk.
Marko menyampaikan hal ini dalam konferensi pers yang digelar ketua-ketua Organisasi Kelompok Cipayung (OKP), beberapa waktu lalu di Margasiswa PMKRI Cabang Kupang, Jalan Jend. Soeharto No.20 Naikoten 1, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, NTT, dalam rangka mersepon video orasi politik VBL yang kini tengah menjadi viral di media sosial.
Menurut Marko, apa yang disampaikan Laiskodat dalam orasinya itu sama sekali tak menunjukan dirinya sebagai seorang tokoh politik, Karena pernyataannya telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat akibat pernyataan-pernyataan yang dianggapnya sangat provokatif dan bisa berakibat terjadinya perang saudara di NTT.
“Pertama kami menganggap Viktor Laiskodat sebagai politisi busuk, dimana beliau mempengaruhi masyarakat untuk meciptakan kondisi yang tidak aman di NTT, kedua Viktor laiskodat sudah meciptakan konflik horizontal antara masyarakat dengan masyarakat, suku dengan suku, agama dengan agama di NTT. Bahwa Viktor Bungtilu Laiskodat juga tidak menghargai atau tidak menjalankan nilai-nilai Pancasila serta tidak mencerdaskan kehidupan bangsa yang ada di NTT, justru menciptakan konflik di NTT yang selama ini sudah aman,” terang Gani dalam konferensi persnya bersama ketua Cipayung lainnya, yang dikutip Ngelmu.co dari laman VoxNtt.com.
Lebih lanjut Marko mengatakan bahwa tipikal politisi seperti laiskodat mestinya tidak boleh ada di Indonesia, apalagi di NTT. Hal ini menurut Marko karena NTT sejak lama sudah menjadi daerah yang menjunjung tinggi nilai toleransi, tetapi dengan pernyataan VBL bisa menyebabkan konflik antarmasyarakat di NTT.
Saat diwawancarai media ini usai konferensi pers, terkait gerakan selanjutnya Marko mengatakan akan melakukan gerakan anti politisi busuk agar dalam setiap perhelatan demokrasi tidak boleh dipilih.
“Nanti akan ada gerakan anti politisi busuk. Karena Viktor Laiskodat dinilai sebagai politisi busuk maka kita anjurkan agar masyarakat tidak boleh memilihnya.” Ujar Marko.