Ngelmu.co – Tahun 2018, adalah tahun politik. Di tahun 2018 ini akan berlangsung pertarungan untuk memperebutkan kekuasaan sebagai kepala daerah. Ya, di tahun 2018 ini akan diadakan pilkada serentak.
Menjelang pilkada serentak di 171 daerah mendatang tersebut, sejumlah pengurus masjid yang tergabung dalam Forum Silaturahim Takmir Masjid (FSTM) meminta dengan tegas agar seluruh partai politik maupun tim sukses calon kepala daerah untuk tidak menjadikan masjid atau rumah ibadah sebagai tempat untuk berkampanye.
Kordinator FSTM se-Jakarta Husni Mubarak Amir menyatakan, masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat di 171 daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah mendatang harus mengambil pembelajaran dari pesta demokrasi yang terjadi di Jakarta. Menurut Husni, pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017 lalu harus disadari telah menjadikan masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah seperti panggung politik dari pasangan calon tertentu.
“Ini yang harus diperhatikan, masjid adalah tempat untuk beribadah, tempat untuk berdakwah, tapi dakwah yang dilakukan di masjid-masjid itu seharusnya dakwah yang membawa kedamaian, bukan dakwah menyebar kebencian, apalagi sampai mengarah pada ajakan memilih calon-calon tertentu,” kata Husni Mubarak dalam acara Halaqoh Takmir Mesjid se-Jakarta di Mesjid Assalafiyah Pangeran Jayakarta, Jakarta Timur, Jumat 26 Januari 2018.
Para pengurus masjid juga, menurut Husni, harus memastikan para penceramah atau pengisi kegiatan di masjid-masjid harus memiliki pemahaman tentang Islam rahmatan Lil Al-Amin atau Islam agama perdamaian untuk seluruh golongan, bukan ceramah atau dakwah yang mengotak-kotakan golongan tertentu. Hal tersebut dilakukan agar tidak membahayakan rasa persatuan dan kesatuan Warga Negara Indonesia sebagai elemen bangsa yang multi-etnis dan agama. Husni menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan kafir, musyrik, dan munafik terhadap pilihan yang berbeda mengindikasikan radikalisme agama telah menemukan momentumnya dalam ruang demokrasi tapi nir logika.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Masjid Indonesia DKI Jakarta, KH. Ma’mun Al-Ayubi menyatakan, tidak dipungkiri, memang masjid memang menjadi salah satu tempat yang strategis dalam menyampaikan sebuah isu-isu tertentu. Kendati demikian, KH. Ma’mun menegaskan, fungsi masjid seharusnya tidak terjebak pada pragmatisme politik semata.