Netizen sudah ramai ramai bully Anies Sandi atas ramainya PKL Benhil di Jalan Sudirman. Mereka menyangka bahwa itu adalah Imbas dari kebijakan Gubernur Anies yang memperhatikan Keberpihakan kepada rakyat kecil. Bahkan ada yang jahat menyatakan kalo dibalik keberpihakan tersebut ada Rp dengan menuliskan ‘kebeRPihakan’. Sayangnya mereka tidak banyak baca dan terlanjur tidak move on. Hati hati mereka sudah diliputi benci dan sakit hati karena kalah dalam pilkada kemarin. Padahal harusnya mereka bersyukur mendapatkan Gubernur yang lebih baik dari kemarin.
Pada Feb 2017, proses revitalisasi pasar benhil dalam proses tahap pembangunan awal. Dikutip dari WARTA KOTA. Dikatakan oleh Humas PD Pasar Jaya, Gatra Vaganza. “Saat ini, pembangunan sudah berjalan mas, sekarang masih dalam proses tahap awal pembangunan,” Pasar Benhil nantinya akan berubah nama menjadi Benhil Central. Pada lokasi yang nantinya akan menjadi Benhil Central ini sudah dilakukan penutupan dengan sebuah papan pembatas berwarna hijau. Tetapi terlihat hanya ada beberapa alat berat yang berada dilokasi, belum terlihat aktivitas proses pembangunan yang dilakukan oleh para pekerja. Diperkirakan proses pembangunan Benhil Central ini akan selesai pada 2019 mendatang.
Penggusuran sudah dilakukan sejak September 2015, tetapi relokasi tidak diberikan secara maksimal. Pasca Penggusuran Pasar Benhil, PKL Colong-colong Berjualan. Beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar area Pasar Jaya Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, kebingungan pasca penggusuran. Mereka merasa tidak mudah mencari lokasi baru. Mereka digusur tapi tidak dikasih tempat jualan. Hal ini yang dilupakan ahok.
Petugas hanya memberi solusi lain bagi pedagang. Guna mengantisipasi kemacetan parah akibat bejubelnya PKL di area Pasar Benhil, kata Hakim, PKL dijadwalkan berjualan pada malam hari. Meraka harus berjualan malam hari guna mengantisipasi kemacetan panjang. PKL Benhil berharap, ada solusi setelah ada penertiban, terutama disediakan tempat jualan baru. Jadi hal ini bukan tiba tiba muncul saat ada gubernur baru.
Tetapi sebenarnya ahok agak ambigu saat menangani masalah PKL benhil ini. Seperti yang dikutip dari kompas pada berita “PKL Tanah Abang Ditertibkan, Kenapa Ahok Dukung Pasar Tumpah Benhil?” yang diliris Pada Mei 2015. Basuki Tjahaja Purnama memiliki sikap yang berbeda dalam memperlakukan pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang dengan PKL di pasar tumpah Pusat Jajanan Bendungan Hilir (Benhil). Terhadap PKL Tanah Abang, Basuki terkesan keras, sementara para penjual hidangan takjil di Pasar Benhil justru diperbolehkan berjualan.
Ahok memiliki alasannya, dia menilai pusat jajanan di Benhil sudah turun-temurun. Menurutnya dia bukannya mau menghilangkan PKL, tetapi bagaimana PKL ini ditata, karena PKL ini tulang punggung ekonomi rakyat. Menurutnya jika PKL Benhil sudah tertata dan terdaftar resmi, Pemprov DKI bisa menarik retribusi sebesar Rp 2.000 yang akan menguntungkan Pemprov DKI. Akan tetapi, para PKL Benhil tidak akan merasa rugi. Sebab, biasanya mereka justru menyetor uang lebih banyak kepada preman jika tidak menjadi PKL yang terdaftar.
Akhirnya hingga kini banyak PKL yang menggelar dagangannya di atas trotoar Jalan Sudirman, dekat jembatan penyeberangan Benhil. Mereka menyasar para pekerja yang pulang kantor. Ada puluhan lapak yang Tempo amati selalu hadir di rentang pukul 17.00–21.00 pada 30 Januari 2018. Biasanya mereka akan menghilang ketika ada petugas Satpol PP yang berjaga.
Satpol PP Benhil berjaga sejak pukul 17.15 WIB. Saat ada yang sudah gelar lapak sekitar 10 orang, Satpol PP menegur PKL tersebut. Rencananya, mereka akan berjaga hingga beberapa hari ke depan. Tetapi karena para pedagang PKL butuh penghasilan untuk makan keluarga, maka mereka berani turun lagi ke jalan, kucing-kucingan dengan aparat.
Bersyukurlah kini Gubernur Jakarta merupakan orang yang mempunyai keberpihakan kepada Rakyat kecil. Walaupun Sandiaga Uno belum mengetahui lokasi sementara untuk PKL di kawasan Jalan Sudirman, tapi itu tetap diperjuangkan. Dia sedang diskusi bersama Dinas Usaha Kecil Menengah (UKM) DKI Jakarta.
Bersyukurnya Sandiaga pun menyerap aspirasi dengan menyempatkan diri berbicara dengan pedagang Sudirman. Mereka menyampaikan tidak punya lahan usaha lain. Itu merupakan periuk nasi mereka. Jadi, tentunya Pemprov akan harus pikirkan juga untuk periuk nasi mereka. Pemerintah DKI masih mencarikan lokasi sementara agar tidak mengakibatkan mereka mengokupasi trotoar lagi seperti yang terjadi sekarang.