Ngelmu.co – Diketahui sebelumnya seorang yang mengaku bahwa dirinya merupakan asisten dosen di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) yang bernama Angga Dito Fauzi, membuka dan menyebarkan rahasia terkait nilai akademik dari mahasiswanya.
Hal tersebut dilakukan oleh Angga terkait pemberian kartu kuning kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo, oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Muhammad Zaadit Taqwa. Sebelumnya, Zaadit mengacungkan kartu kuning kepada sang presiden saat pelaksanaan Dies Natalis UI ke 68.
Sebelumnya Angga menuliskan di akun twitter pribadinya, @AnggaDFauzi, bahwa sebelum Zaadit bicara tentang penyelesaian tugas-tugas oleh pemerintah, seharusnya Zaadit menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya dulu sehingga nilainya tidak kosong. Zaadit dikatakan mahasiswa yang tidak bertanggungjawab karena berani bicara tentang sesuatu yang tidak dia lakukan terkait tanggungjawabnya sebagai mahasiswa yang mengikuti suatu perkuliahan.
Namun, ternyata nilai akademik yang disebarkan oleh Angga tersebut HOAX. Informasi yang disebarkan oleh Angga melalui media sosial sama sekali tidak valid. Zaadit ternyata diketahui tidak jadi mengambil mata kuliah seperti yang dikatakan oleh Angga. Karena tidak jadi mengambil, tentu saja Zaadit tidak mengerjakan tugas-tugas dan mendapatkan penilaian dari mata kuliah tersebut.
Terkait berita atau informasi yang tidak benar tersebut, Angga membuat surat pernyataan minta maaf yang kemudian diunggah juga di akun twitter pribadinya, @AnggaDFauzi.
Menanggapi permintaan maaf dari sang asdos, seorang alumni UI ‘menegur’ sang asdos dengan tulisan. Adapun alumni UI tersebut bernama Wido Supraha. Wido menuliskan tentang ‘Kode Etik’Asisten Dosen’ yang merupakan salah satu elemen dari pendidik.
Berikut tulisan Wido:
KODE ETIK ASISTEN DOSEN
Balada seorang asisten dosen yang terlibat dengan perilaku tidak etis dengan menyampaikan informasi tidak valid, bahkan jika pun valid tidak layak disampaikan sesuai kode etik pendidik.
Seorang Zaadit Taqwa ternyata diketahui kemudian TIDAK JADI mengambil mata kuliah yang dimaksud oleh asisten dosen berikut, sehingga wajar jika tidak ada nilainya. Namun menilik isi surat permohonan maaf sang asisten dosen, tidak disebutkan informasi penting tersebut, sementara pencemaran nama baik telah tersebar di dunia maya.
Kita dorong kepada asisten dosen berikut untuk segera merevisi surat permohonan maafnya, dan mengingatkan bagaimanapun asisten dosen bertugas membantu dosen, dan sepatutnya melakukan penyebaran informasi setelah mendapatkan persetujuan dari dosen terkait.
Wido Supraha
Alumni UI
t.me/supraha
instagram.com/supraha