Sepuluh bulan berlalu sudah. Novel Baswedan kini tak lagi sama saat dirinya menginjakkan kaki di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Matanya tak lagi sempurna melihat saat kembali setelah lama berobat di Singapura.
Novel, penyidik KPK yang terkenal itu, sudah pulang ke Tanah Air pada Kamis (21/2). Banyak orang menyambutnya. Dia pun mendirikan sholat ashar di masjid yang sama ketika mengalami penyerangan oleh orang tak dikenal usai sholat subuh pada Selasa (11/4/2017) lalu.
Apakah Novel trauma saat tiba di lokasi yang sama?
“Pada dasarnya saya bukan orang yang suka ditakut-takuti ataupun takut. Jadi diancam-ancam seperti apa nggak terlalu penting bagi saya," ucap Novel setelah menunaikan salat ashar di Masjid Al-Ihsan di Jalan Masjid Al-Ihsan RT 03 RW 10, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (22/2/2018).
Novel tetap semangat. Dia pun bercerita soal kedua matanya.
“Mata kiri saya sekarang belum bisa melihat sama sekali, mata kanan saya bisa melihat tetapi berkabut. Kadang saya melihat seseorang pun yang saya kenal dengan jarak 60 meter itu saya nggak bisa tahu itu siapa,”kata Novel.
Sekarang, Novel hanya ingin fokus memulihkan kedua matanya. Setelah itu, Novel berharap bisa lebih semangat untuk bekerja.
“Saya fokus ke pengobatan. Selesai pengobatan saya bisa lebih baik saya akan berbuat, barangkali lebih kuat lagi, lebih semangat lagi,”ujar Novel.
Simpati pun datang dari koleganya di KPK.
“Mohon doanya, minggu ketiga bulan Maret akan dioperasi Final. Sekarang dia masih buta. Kanan sudah bisa menerawang sedikit, (mata) kiri masih totally blind,” ujar Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.
Penyerangan kepada Novel adalah tragedi bagi pemberantasan korupsi di Tanah Air. Kita tak boleh surut. Karena bangsa ini sudah berhutang mata kepada Novel.