Isu intimidasi dalam aksi #2019GantiPresiden saat Car Free Day (CFD) pada Ahad, (30/4/2018) lalu, terus bergulir. Umat Islam dan Prabowo Subianto disudutkan. Istana Negara dan GP Ansor pun dengan cepat bersuara.
Teten Masduki, koordinator Staf Khusus Presiden, menyesalkan aksi intimidasi tersebut. Menurutnya, upaya intimidasi terhadap kelompok lain seharusnya tak terjadi. Seluruh masyarakat pun dimintanya agar dapat menjaga situasi politik menjelang pemilu sehingga tak semakin memanas.
“Pilihan terhadap Presiden pada 2019 itu adalah kebebasan semua orang,”ujar Teten, Senin (30/4) seperti diberitakan Republika.
Teten menilai, pro dan kontra terhadap pemerintah merupakan hal yang biasa. Sebab, tak semua orang puas dengan kinerja pemerintahan. Terlebih tak sedikit tuntutan dari masyarakat yang mendesak respons dari pemerintah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas juga ikut bersuara. Dia mengecam tindakan intimidasi tersebut dan menyebutnya tidak beradab.
“Boleh saja orang kampanye ganti presiden, tapi lakukan dengan cara yang baik, bukan cara intimidasi seperti kemarin,” kata Yaqut seperti dikutip Tempo.
Di media sosial sendiri viral informasi terkait sosok lelaki yang diduga mengintimidasi seorang wanita dan anak. Warganet menemukan sosok tersebut bernama Effendi Saman yang diduga kuat menjadi pendukung Jokowi meski sampai sekarang belum terkonfirmasi kebenarannya.