Ngelmu.co, JAKARTA – Pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Mustofa Nahrawardaya, mengaku kaget melihat penampilan Susi Ferawati, perempuan yang mengaku menjadi korban intimidasi saat Car Free Day (CFD) Ahad, 29 April 2018.
Susi tiba-tiba mengenakan kerudung saat melaporkan Mustofa Nahra dengan tuduhan pengancaman melalui Media Sosial, sehari setelah kejadian ke Polda Metro Jaya.
“Ya tentu kaget. Soalnya di video, kan kita semua melihat dengan jelas wajah Bu Susi yang membawa anak kecil. Beliau tidak mengenakan penutup kepala, menunjuk-nunjuk massa yang mengerubutinya, dengan kalimat yang provokatif,” ujar Netizen senior Indonesia ini Selasa (1/5/2028).
Menurutnya, sangat berisiko bagi seorang ibu seperti Bu Susi, membawa anak kecil, apalagi mengenakan atribut yang berlawanan dengan massa yang ia masuki.
“Lha Ibu ini kan orang berpendidikan. Dari data digital yang ada, Bu Susi adalah Ahoker sejati. Maka dari itu, sangat janggal apabila beliau nekat membawa anak kecil menerobos kerumunan massa yang berlawanan dengan politiknya. Bahkan, seharusnya Ibu ini kan mengetahui imbauan Kapolres Metro Jakarta Pusat, agar tidak berpisah dari rombongannya. Kenapa dia memisahkan diri?” tanya founder world de Islamophobia ini.
Seperti diketahui, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Roma Hutajulu, sebelumnya telah mengimbau kepada massa berkaus #DiaSibukKerja agar tidak melintasi Bunderan Hotel Indonesia saat CFD 29 April 2018 karena di Bunderan HI ada aksi massa berkaus #2019GantiPresiden.
Polisi mengkhawatirkan terjadi bentrokan kedua belah pihak. Karena itu, Polisi pun mengawal keduanya agar tidak gesekan. Sayangnya, ada yang kekuar dari rombongan.
“Nah, Bu Susi mungkin keluar dari rombongan. Apa yang dikhawatirkan Polisi pun, terjadi. Meskipun bagi saya, itu bukanlah intimidasi. Biasalah, dalam aksi dua kepentingan berlawanan, ada ejekan, ada sindiran, tentu bagi orang yang berpengetahuan luas, itu hal biasa,” katanya.
Makanya, lanjut Mustofa, ibu Susi tidak perlu paranoid. Sebab, Jika tidak ingin kejadian seperti itu, kan Bu Susi tinggal taati himbauan polisi.
“Maka, dalam Twitter, saya menyarankan agar kaosnya dicopot jika melintas di komunitas lawan. Untuk menghindari konflik. Kalau tetap memakai kaos seperti itu, ya jangan kaget. Polisi paham saya kira, apa yang terjadi. Maka Polisi menghimbau agar hati-hati dan tidak nekat. Himbauan Polisi sudah tepat,” tambahnya.
Anehnya, ujar Mustofa, dirinya akhirnya malah dilaporkan Ibu Susi ke Polda Metro Jaya karena dianggap mengancam melalui Media Sosial, atas cuitannya berbunyi “Ibunya harus paham situasinya. Kalau gak mau ribut, copot kaosnya. Biar anaknya tenang”, pada saat CFD.
Warganet di Twitter, Instagram, maupun Facebook, pada umumnya mengaku bingung dan tidak paham, apa kaitan cuitan Mustofa itu dengan ancaman yang dimaksud.