Ngelmu.co – Kemarin, Minggu (6/5), Satpol PP membagikan kaus putih polos di area Car Free Day (CFD) Jalan Sudirman-Thamrin. Orang-orang yang datang di area CFD dengan mengenakan kaus berbau politik seperti #2019GantiPresiden, diminta untuk lepas kaus #2019GantiPresiden atau nutup kaus #2019GantiPresiden itu dengan kaus putih polos tersebut.
Tentu saja banyak orang yang terciduk mengenakan kaus #2019GantiPresiden, mengingat saat itu memang ada deklarasi di dekat area CFD. Mereka kemudian di antara orang yang diminta melapisi kaus tersebut, salah satunya adalah Ustadz Sambo, yang merupakan salah satu tokoh Alumni 212.
Orang-orang tersebut dinilai melanggar Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) yang ditandatangani mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dalam Pasal 7 Ayat 2 disebutkan tidak boleh ada kegiatan politik di area car free day.
Dilansir dari Kumparan, terkait dengan pembagian kaus putih oleh Satpol PP DKI Jakarta, Sambo membeberkan kejadian yang dialaminya yang diminta lepas kaus #2019GantiPresiden.
“Saya diminta dgn sedikit memaksa di bundaran HI (untuk lepas kaus #2019GantiPresiden) ada 3 kali dengan beberapa orang yang bergantian agar saya mengganti kaos dengan kaus putih yang mereka siapkan,” cerita Ustadz Sambo, Minggu (6/5).
Baca juga: Sandi Sebut Kaus Putih di CFD untuk Hindari Gesekan Politik
Selanjutnya dalam perjalanan dirinya dari Bundaran HI menuju kawasan Patung Kuda yang merupakan lokasi Deklarasi #2019GantiPresiden, dia mengaku dicegat 4 kali di setiap persimpangan oleh Satpol PP dan polisi. Dia kembali diminta mengganti kaus.
“Saya mengatakan memakai baju tagar 2019 ganti Presiden adalah hak yang dijamin konstitusi, mereka selalu menunjukkan fotokopian pergub yang menurut saya tidak secara bisa digunakan melarang memakai kaus #2019GantiPresiden,” ujar Ustadz Sambo.
“Setiap diminta ganti baju saya selalu menolak dgn mengatakan bahwa saya juga mengerti hukum. Karena mereka tidak bisa mempertahankan argumen mereka jadi mereka tidak bisa terlalu memaksa saya ganti baju,” imbuh Sambo.
Sambo menyebutkan bahwa akhirnya dengan kecewa para Satpol PP dan polisi membiarkannya pergi tanpa mengganti kaus #2019GantiPresiden hingga Patung Kuda. Dia mengaku dicegat setidaknya delapan kali oleh Satpol PP dan polisi yang berbeda selama perjalanannya di area CFD tersebut.
“Itu yang saya alami mungkin karena saya berani mempertanyakan dan berani beragumen terhadap tindakan yang dilakukan aparat yang menurut saya bertentangan dengan UUD sehingga mereka tidak begitu memaksa dalam meminta saya untuk ganti baju. Tapi bagi mereka yang takut atau mereka anggap dapat ditakut-takuti maka mereka akan melakukan tindakan paksa untuk mengganti baju dengan kaus putih,” ujar Sambo.
Sambo mengatakan bahwa dari pukul 07.00-09.00 WIB, hanya dirinya yang mengenakan kaus #2019GantiPresiden. Sementara para peserta deklarasi lainnya sudah melapisinya dengan kaus putih.
Pegiat media sosial, Mustafa Nahrawardaya yang juga ikut deklarasi #2019GantiPresiden, menyatakab bahwa ada relawan #2019GantiPresiden lain yang dipaksa mengenakan kaus putih dan menerima. Namun ada yang menolak hingga akhirnya memilih pulang.
Namun, walaupun sempat mengalami teguran dan paksaan untuk melapisi kaus #2019GantiPresiden dan tak semua massa deklarasi yang akhirnya bisa kumpul, deklarasi #2019GantiPresiden diklaim berjalan lancar, sukses sesuai target.