Ngelmu.co – Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri, akhirnya angkat bicara soal gaji BPIP yang menjadi kontroversial dan polemik di masyarakat. Mengawati angkat bicara saat menghadiri acara ’73 Tahun Pancasila’. Megawati menyatakan dirinya tak terpengaruh dengan serangan yang ditujukan kepadanya di media sosial soal gaji BPIP.
Mengawati mengaku hanya tertawa saat mengetahui namanya ramai diperbincangkan di media sosial soal gaji BPIP.
“Jadi kalau beberapa hari yang lalu kami dimeriahkan di medsos, terutama nama saya, saya ketawa sendiri,” ujar Megawati di Gedung Filateli, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (31/5), dilansir dari Kumparan.
Baca juga: Tanggapan Jokowi soal Gaji Pengarah BPIP
Megawati mengatakan bahwa dirinya juga sudah bertemu Jokowi dan membahas soal gaji BPIP yang telah menjadi polemik tersebut. Megawati menceritakan bahwa Jokowi sempat minta maaf kepada dirinya.
“Tadi saya pun ditanya oleh Pak Presiden dan beliau minta maaf. Saya bilang, ‘Sudahlah, saya seringkali dimeriahkan di medsos. Beliau saya harapkan saya tenang-tenang saja. Saya guyoni, ‘Puasa, Pak. Sudahlah, tak usah dibawa ke dalam hati,” ujar Presiden kelima RI itu.
Megawati mengatakan bahwa dirinya termasuk paling sering menerima fitnah di media sosial. Ia bilang perundungan atau bullying atau fitnah yang sering diterima dari warganet membuatnya sebagai manusia biasa juga akan merasa jengkel. Terkadang kritik itu, kata dia, terlewat batas dan cenderung menghina pribadi.
“Emangnya dibully tidak sesak napas? Jangan dipikir Ibu (Megawati) tidak bisa (sesak napas). Bisa dong,” kata Megawati, dikutip dari Viva.
Atas perlakuan di media sosial tersebut, Megawati mengatakan bahwa bukan berarti secara langsung memengaruhi dirinya untuk bersuara. Ia menceritakan bahwa balasan dari ucapan fitnah atau umpatan bukan dilakukan dengan cara yang sama. Ia memilih diam atau dan lebih baik memberikan contoh kepada publik atas sikapnya.
“(Balas fitnah) karena saya tahu sopan santun etika kebudayaan bangsa Indonesia,” kata Presiden kelima RI itu.
Megawati selanjutnya menjelaskan bahwa tadinya BPIP berbentuk unit kerja presiden untuk pembinaan ideologi Pancasila. Namun, status unit berubah menjadi badan agar pembinaan Pancasila tetap berlangsung meski pemerintahan berganti. Jadi lembaganya atau institusisnya saja yang bubar, oleh karena itu diperkuat menjadi badan bernama BPIP.
Megawati juga menjelaskan BPIP baru seumur jagung. Meski lembaga baru, namun orang-orang yang mengisi BPIP merupakan tokoh yang sudah berusia tua.
“Menurut saya mereka umurnya sudah 17+, di sini ada Pak Mahfud, Pak Ma’ruf Amin, Pak Said Aqil, Pak Wisnu, Pak Sudamek, Romo Benny dan juga ada Pak Try Sutrisno,” ujarnya.