Ngelmu.co – Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Partai Golkar telah mantap untuk memberikan dukungannya kepada Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang. Namun, ada kemungkinan pecahnya Golkar pada Pilpres 2019. Kenapa?
Adanya kemungkinan pecahnya Golkar dilihat dari, salah satu tokoh pentingnya, Jusuf Kalla, justru tampak gencar melancarkan manuver politik dengan mendatangi sejumlah tokoh akhir-akhir ini.
Berdasarkan pernyataan pakar politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menyebutkan bahwa ada kemungkinan pecahnya Golkar dan berjalan di dua kaki pada Pilpres 2019 tetap ada. Apalagi, jika JK masih tetap ngotot untuk maju, entah sebagai capres atau sebagai king maker. Hal ini mengingatkan masyarakat atas kejadian Pilpres 2014 lalu dan pemilu sebelumnya juga di tahun 2009.
Baca juga: Semakin Bulat, 90% DPP PD Ingin Duetkan JK-AHY
“Tapi itu bukan yang pertama. Sebab pada Pilpres 2014 lalu kan juga begitu. Bahkan di pemilu sebelumnya, tahun 2009, kan juga begitu. Pak JK justru tidak didukung karena Golkar memilih untuk mengusung SBY,” ucap Adi, Rabu (4/7), dikutip Kumparan.
Saat itu, pada Pilpres 2014, kubu Agung Laksono memilih menyalurkan dukungannya kepada Joko Widodo. Sementara, kubu Aburizal Bakrie yang saat itu menjabat sebagai ketua umum, justru memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto.
Adi menilai bahwa pecahnya Golkar adalah hal yang wajar terjadi di tubuh Partai Golkar. Adi menyatakn bahwa hal itu dikarenakan perbedaan arah dukungan antara kubu ketua umum dengan kader kuat lainnya dalam partai sudah menjadi semacam tradisi politik di Golkar.