Ngelmu.co, JAKARTA – Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj menekankan pentingnya memahami isi Alquran. Aqil berpesan ayat perang dalam Alquran tidak dipakai saat kondisi damai.
“Kalau nikah kan bacanya romantis, diselingi bercanda. Ini yang dibaca ayat perang. Nggak cocok. Dia nggak ngerti konteks turunnya ayat itu. Begitu juga ayat perang jangan dibaca ketika damai,” ujar Aqil di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2018).
Menurutnya, konteks ayat perang yang dimaksud adalah saat perang di zaman Rasulullah SAW. Ia mengambil contoh tindakan terorisme yang salah mengartikan ayat itu.
“Lagi damai dibaca ‘barang siapa keluar dari rumah, membunuh dan dibunuh langsung masuk surga’. Diartikan apa? Bom bunuh diri. Eh mas, itu ayat ketika Perang Ahzab. 10 ribu orang menyerang Madinah. Madinah hanya 700 orang. Sampai Nabi bikin parit,” kata Aqil.
Aqil menyebutkan, kondisi di NKRI damai. Oleh sebab itu, ia mengecam segala bentuk terorisme hingga pihak yang menganggap bunuh diri itu tidak dosa.
“Nabi dan sahabatnya niatnya hidup, nggak ada niat mati. Wallahi, demi Allah, bunuh diri itu dosa besar. Maka dari itu NU menyikapi teroris musuh. Mereka gunakan ayat Alquran untuk kepentingan sesaat dan siapa yang nyuruh? Ada yang nyuruh pasti,” terang Aqil.