Ngelmu.co – Nilai Rupiah terpuruk. Rupiah semakin melemah tak berdaya atau Dolar Amerika. Pemerintah, melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyatakan bahwa setiap Rupiah turu Rp100, maka negara mendapatkan keuntungan Rp1,7 triliun. Namun, apa yang dinyatakan Sri Mulyani, berbeda dengan yang dirasakan masyarakat yang bahkan merasa kecopetan uangnya tanpa dia sadari dan tetap hilang walaupun uang itu berada di bank.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa setiap rupiah mengalami perlemahan sebesar Rp100 dari asumsi kurs dalam APBN 2018, pemerintah mendapatkan tambahan penerimaan sebesar Rp1,7 triliun.
“Setiap dolar mengalami kenaikan, kita masih surplus. Pos pendapatan lebih besar dari belanjanya. Untuk Rp100 depresiasi, kita mendapatkan Rp1,7 triliun net,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu, seperti yang dikutip Detik.
Baca juga: Sri Mulyani Bilang, Semakin Lemah Rupiah Negara Semakin Untung
Sebaliknya, pernyataan Sri Mulyani itu tidak dirasakan sama dengan masyarakat. Seperti yang dialami Dahlan Iskan. Dahlan Iskan mengatakan bahwa dirinya merasa mengalami kehilangan uang dengan melemahnya nilai tukar rupiah ini.
Kecopetan yang dimaksud Dahlan Iskan, dipaparkannya melalui tulisan berikut ini:
Kecopetan Sebelum ke Amerika
Oleh: Dahlan Iskan
Kamus 26 Juli 2018
Saya harus ke Amerika lagi. Dalam waktu dekat. Tapi kemarin saya menangis. Dalam hati. Menangis sungguhan. Uang rupiah yang saya siapkan menjadi tidak begitu berarti. Di mata dolar.
Saat itulah saya sadar: sebagian uang saya hilang begitu saja. Padahal uang itu ada di bank. Masih ada. Tapi nilainya begitu merosot.
Saya merasa telah kecopetan. Atau kena rampok.
Uang senilai Rp 20 miliar itu tinggal Rp 19 miliar nilainya. Kehilangan Rp 1 miliar. Hanya dalam waktu tiga bulan.
Betapa banyak orang yang tiba-tiba kecopetan seperti itu.
Satu miliar itu banyak. Bagi saya. Itu uang hasil keringat. Banting tulang. Enak banget yang mencopetnya.
Kalau Anda punya tabungan Rp 10 miliar berarti Anda kehilangan uang Rp 500 juta. Kalau simpanan Anda Rp 1 miliar Anda kecopetan Rp 50 juta. Agar tidak merasa dirampok uangnya baiknya Anda tidak ke luar negeri dulu.
Anda tetap kecopetan tapi tidak terasa. Tidak terasa tapi tetap kecopetan.
Memang saya tergolong orang bodoh. Sudah tahu rupiah bakal kalah. Rupiah bakal merosot. Sudah tahu kinerja ekspor kita loyo. Sudah tahu yang dipikir orang di atas sana lebih banyak hanya politik. Kok saya tidak menyimpan uang dalam dolar.
Diam-diam saya harus memuji para pengusaha. Yang menyimpan uangnya dalam mata uang asing.
Dulu saya akan mengecam mereka sebagai tidak nasionalis. Tidak cinta NKRI. Tidak cinta Pancasila.
Sekarang saya merasakan sendiri kecopetan begitu banyak. Itu menyakitkan.
Maka yang akhirnya betul adalah: mulut tetap berteriak cinta NKRI dan cinta Pancasila tapi simpanannya dalam dolar. (dis)