Ngelmu.co, JAKARTA – Gerhana Bulan Total akan terjadi pada akhir pekan ini. Gerhana tersebut dini hari sampai jelang pagi hari Sabtu 28 Juli 2018.
Ternyata fenomena alam satelit alami Bumi itu berbarengan dengan purnama. Sebagimana diketahui purnama memang punya konsekuensi pada pasang surut air laut. Apalagi beberapa hari belakangan ini gelombang tinggi di alut terjadi di sepanjang pantai selatan pesisir laut Indonesia.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengingatkan efek gabungan dua fenomena alam tersebut.
“Waspadai efek gabungan gelombang tinggi di laut dengan pasang maksimum saat purnama dan gerhana bulan,” ujar Thomas kepada VIVA, Kamis malam 26 Juli 2018.
Dia mengungkapkan, saat ini angin dari arah selatan-tenggara masih cukup kencang, sekitar 30 kilometer/jam. Kondisi tersebut menyebabkan gelombang laut lebih dari tiga meter di Samudera Hindia yang mengarah ke pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat serta pantai barat Sumatera.
“Sementara purnama, khususnya sekitar waktu Gerhana Bulan, gaya pasang surut (pasut) bulan diperkuat gaya pasut Matahari. Akibatnya pasang air laut menjadi maksimum,” jelasnya.
Efek gabungan dari gelombang tinggi dan pasang maksimum itu, kata Thomas, bisa menyebabkan naiknya permukaan air laut ke daratan.
“Efek gabungan itu menyebabkan banjir pasang (rob) melimpas ke daratan yang lebih jauh,” tuturnya.