Ngelmu.co – Neno Warisman berjam-jam tersandera di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, sejak Sabtu sore, 28 Juli 2018. Neno tersandera dari pukul 7.00 WIB saat pesawatnya mendarat di Hang Nadim sampai dini hari, Minggu, 29 Juli 2018.
Neno tersandera di Bandara Hang Nadim dikarenakan diadang sekelompok massa yang menolak kedatangannya di kota itu.
Akhirnya, pihak kepolisian baru bisa mengendalikan situasi dan mengevakuasi Neno keluar bandara pada Minggu dini hari, 29 Juli 2018. Bahkan sempat terjadi keributan ketika mobil yang membawa Neno keluar area bandara. Saat ini, Neno berada di hotel tempatnya menginap.
“Ibu Neno sudah baik-baik saja. Sudah ada di sini (di sebuah hotel). Semua tidak menginginkan hal seperti ini. Batam harus aman,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Barelang Batam, Komisaris Besar Polisi Hengki pada Minggu dini hari, dikutip dari Viva.
Adapun kepentingan Neno di Batam adalah untuk menghadiri sebuah kegiatan tablig akbar dan deklarasi ‘2019 Ganti Presiden’ pada hari ini Minggu, 29 Juli 2018.
Baca juga: Neno Warisman Tersandera di Batam
Namun, sekelompok massa mengadang kedatangan Neno di Bandara Hang Nadim setiba Neno di bandara itu. Massa membentangkan spanduk-spanduk yang bertulis pesan-pesan penolakan kehadiran Neno.
Diberitakan sebelumnya, akivis perempuan dan salah satu penggagas gerakan 2019 Ganti Presiden, Neno Warisman, semenjak sore hingga tengah malam ini belum bisa meninggalkan Hang Nadim, Batam. Neno merasa ada massa yang membuatnya tersandera di Bandara Hang Nadim, Batam.
Neno mengatakan bahwa ada massa yang mengadang dan menghalangi kedatangannya agar tidak datang ke Batam untuk dalam acara terkait dengan gerakan 2019 Ganti Presiden, yang rencananya akan digelar di sebuah masjid yang ada di kota itu.
“Sampai saat ini belum ada tanda-tanda saya dan kawan-kawan bisa keluar dari Bandara Hang Nadim. Padahal saya mendarat jam 17.00 sore tadi. Disandera jadinya kami di sini,’’ kata Neno Warisman, dilansir dari Republika.
Neno menuturkan bahwa pihak aparat Polsek dan polres setempat memang ada. Sayangnya, berdasarkan keterangan yang Neno dapat dari aparat katanya tidak mampu membubarkan massa di depan yang terdiri yang menghalangi kedatangannya.
“Baru saja kabar terakhir ketua panitia dipaksa untuk menandatangani pernyataan membatalkan acara deklarasi besok. Polisi akan jamin keselamatan saya kalau acara dibatalkan,’’ kata Neno.
Neno mengatakan bahwa menurut keterangan yang didengar dari pihak panitia, masyarakat Batam sudah bersikap atas adanya penolakan atas kedatangannya. Masyarakat Batam pun banyak yang tidak akan terima begitu saja pelarangan yang tidak berdasar ini.
‘’Saya sendiri ketika tertahan di Bandara ini merasa aneh. Seharusnya (bandara Hang Nadim) sebagai wilayah obyek vital kan tidak boleh dijadikan tempat unjuk rasa. Kok ini malah diizinkan dan bahkan jumlahnya bertambah,’’ kata Neno.
Neno menegaskan bahwa dirinya akan terus di Bandara Hang Nadim sampai suasana mereda dan massa yang menghalanginya tak ada lagi. Neno pun merasa aneh, sebab ia tidak melanggar hukum.
’’Gerakan 2019 Ganti Presiden tidak melanggar hukum dan konstitusi. Melarang kegiatan ini adalah cara yang aneh dalam demokrasi. Hak menyatakan pendapat dijamin dalam UUD,’’ tegas Neno.