Ngelmu.co – Walaupun sempat diwarnai penolakan, kegiatan ceramah Ustaz Abdul Somad di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin 30 Juli 2018, berjalan lancar. Penolakan kedatangan Ustaz Abdul Somad dilakukan oleh GP Ansor Jawa Tengah. GP Ansor Jawa Tengah menduga bahwa mantan HTI yang mendompleng ceramah Ustaz Abdul Somad.
Diketahui bahwa Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor Jawa Tengah menyatakan kegiatan ceramah Ustaz Abdul Somad di beberapa lokasi Kota Semarang, Jawa Tengah, diduga didomplengi mantan-mantan organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). GP Ansor Jawa Tengah menilai bahwa pengajian itu dimanfaatkan para pentolan HTI untuk melakukan konsolidasi.
GP Ansor Jateng menyampaikan dugaan itu seusai mereka beraudiensi dengan Polestabes Semarang, Senin, 30 Juli 2018. Mereka menuding bahwa melalui ceramah yang menghadirkan Ustaz Abdul Somad, pentolan HTI masih mencari celah untuk mencari simpati massa.
“Pentolan HTI masih berkeliaran bebas berjualan agama untuk penegakan khilafah dan mengganti Pancasila. Salah satunya adalah dengan kegiatan atas nama agama dengan menghadirkan Ustaz Abdus Somad di Semarang,” kata Ketua GP Ansor Jawa Tengah, H Sholahudin Aly, dikutip dari Viva.
Baca juga: Keputusan Ijtima Ulama: Prabowo Subianto Capres, Habib Salim dan Ustaz Abdul Somad Cawapres
GP Ansor menilai bahwa kehadiran UAS hanya dijadikan alat bagi ormas yang telah dibubarkan pemerintah itu untuk mendompleng. GP Ansor mengungkapkan bahwa inti dari gerakan eks-HTI masih seperti pola lama, yakni dengan menggunakan kajian agama dan mencatut nama-nama ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Oleh hal itu, GP Ansor dan Banser NU secara tegas tidak akan memberikan ruang pada eks-HTI untuk bergerak bebas merongrong NKRI. Gerakan HTI sangat berbahaya dari sisi agama dan negara. Gerakan agama HTI sudah memecahbelah umat Islam karena mereka minoritas tapi seakan memegang kebenaran beragama.
Selain itu, Gus Sholah pun berterima kasih pada Polri yang terbuka menerima kehadiran Ansor untuk bediskusi ihwal gerakan eks-HTI di wilayahnya.
“Ansor mengingatkan Polri agar konsolidasi eks-HTI tidak terjadi dan kita ingin agar polisi mewaspadai semua potensi ancaman negara itu,” kata Gus Sholah.
Dalam pertemuan GP Ansor dengan Wakapolrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Polisi Enriko Sugiharto Silalahi itu mencapai tiga kesepakatan penting:
- GP Ansor meminta kepada Polri secara tegas dan ekstra untuk memonitor roadshow Ustaz Abdul Somad dan mencegah terjadinya konsolidasi eks-HTI, tidak boleh ada atribut, kampanye, yel-yel, bendera dan lain sebagainya yang berkaitan dengan HTI.
- GP Ansor meminta kepada Polri untuk memastikan bahwa dalam kegiatan tersebut ada bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dan ketiga, GP Ansor tetap berkomitmen menjaga kondusifitas daerah dari berbagai ideologi yang merongrong keutuhan NKRI.