“Allah is the greatest”. Kata-kata itu pernah keluar dari lidah petinju besar, almarhum Muhammad Ali (17 Januari 1942 – 3 Juni 2016). Sebagai seorang juara dunia tinju kelas berat, ia masih menyebut nama Allah sebagai Dzat Yang Maha Besar. Bukan dirinya. “My health is in the hands of Allah, who has ways of testing us. Whatever happens, happens. I am not the greatest, it’s Allah. I gave myself a job. I work for God,” ujarnya suatu kali.
Ketika ditanya tentang bodyguard, ia memberi jawaban menakjubkan. “Saya punya satu bodyguard, Dia maha melihat dan maha mendengar, Dia juga maha tahu. Kalau Dia ingin sesuatu, Dia tinggal menciptakannya langsung jadi. Pengikutnya patuh dan Dia tahu apa yang orang bicarakan. Dia tahu semua rahasia, bahkan apa yang ada di dalam benak kita. Dia adalah Tuhan, Allah. Dia adalah bodyguard saya, Dia juga bodyguard Anda.”
Juga ada cerita tentang petinju Naseem Hamed yang berasal dari Inggris. Berkarir sejak 1992 hingga 2002, dia memenangkan banyak gelar di kelas bulu, termasuk gelar WBO 1995-2008; gelar IBF pada tahun 1997; dan gelar WBC 1999-2000.
Petinju nyentrik dan menghibur ini pernah berteriak “Allahu Akbar, Allah is The Greatest” di ring tinju. Di tengah puncak karirnya ia masih menyatakan bahwa Allah lah Yang Maha Besar. Bukan dirinya.
Sementara yang sedang viral, Khabib Nurmagomedov, dalam sebuah konferensi pers sebelum melawan Mcgregor, ia memberi isyarat dengan jari bahwa bukan dirinya yang Maha Besar. Ia menunjuk ke atas, menandakan bahwa Allah lah yang Maha Besar.
Sebagaimana kita tahu, ia telah memegang rekor 27 kemenangan tak terkalahkan setelah mengalahkan Mcgregor.
Mereka semua, selain menyatakan bahwa bukan yang terhebat, juga mendakwahkan kepada musuh-musuh yang mereka kalahkan, penggemar mereka, serta umat manusia bahwa Allah lah Yang Maha Besar.
Cerita berbeda yang terjadi pada Kaum ‘Ad, kaum yang didakwahi oleh Nabi Hud a.s. Takjub karena mampu memahat gunung cadas, mereka merasa tak ada yang lebih kuat dari mereka di alam semesta ini.
“Adapun kaum ‘Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?”” (QS Fushilat: 15)
Kesombongan tersebut yang harus dihadapi Nabi Hud a.s. yang harus mengingatkan bahwa Tuhan yang Menciptakan Mereka jauh lebih kuat.
“…Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.” (QS Fushilat: 15)
Sungguh kontradiktif perilaku Kaum ‘Ad. Bangsa yang perkasa itu malah menyembah berhala yang tak punya kuasa apa-apa.
Memang Nabi Hud a.s. tidak mengalahkan mereka satu persatu di atas arena untuk melenyapkan kesombongan mereka. Tetapi kemudian Allah swt yang mengirimkan angin yang menderu dahsyat selama beberapa hari. Dan bangsa yang merasa hebat itu pun tersapu habis, kecuali orang-orang yang beriman bersama Nabi Hud a.s. yang telah diselamatkan oleh Allah swt.
Allah is The Greatest. Semoga kita bisa meneladani Muhammad Ali, Prince Naseem Hameed, dan Khabib Nurmagomedov yang masih mengingat Allah swt ketika sedang jaya-jayanya. Dan terhindar dari sikap seperti kaum ‘Ad yang ujub dengan kekuatannya. Amin.
Zico Alviandri