Ngelmu.co – Timses Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, melakukan survei internal terkait elektabilitas Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hasil dari survei itu adalah pasangan Jokowi-Ma’ruf menang tipis dari Prabowo-Sandi dengan selisih 6-11 persen. Akan tetapi, hasil survei tersebut diragukan oleh politikus PDIP Masinton Pasaribu. Masinton mengatakan bahwa hasil itu tak objektif.
“Kalau (survei) dari lembaga internal, dari kubu paslon yang dipublikasikan ke masyarakat itu kan sisi objektivitas kurang, berbanding jauh kadang sama survei lembaga survei yang independen,” kata Masinton, Sabtu (20/10), dilansir dari Kumparan.
Baca juga: Anti Korupsi, Alasan Dahnil Anzar Jadi Timses Prabowo-Sandi
Menurut Masinton, survei yang objektif adalah survei yang dilakukan oleh lembaga independen.
“Kalau lembaga-lembaga independen melakukan survei tentu itu lebih objektif,” katanya.
Anggota Komisi III DPR itu mengaku lebih percaya dengan hasil survei dari lembaga-lembaga yang independen daripada survei internal masing-masing paslon. Hal itu dikarenakan, kata Masinton, tingkat keakuratannya lebih terjamin dan hasilnya objektif.
Diketahui bahwa sejumlah lembaga survei telah mengeluarkan elektabilitas kedua paslon yang tengah bertarung di Pilpres 2019. Mayoritas survei menunjukkan Jokowi-Ma’ruf unggul dari Prabowo-Sandi.
Terkait dengan hasil survei-survei tersebut, Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan ketidakpercayaannya pada hasil survei yang ada di Indonesia.
Hashim menyatakan bahwa Prabowo-Sandi memiliki tim survei internalnya sendiri dengan 2.100 responden dari seluruh Indonesia. Hashim menjelaskan, selisih elektabilitas Jokowi dengan Prabowo hanya 6-11 persen, tidak seperti beberapa hasil beberapa survei yang hingga lebih dari 20 persen.