Ngelmu.co, JAKARTA – Debat kandidat Calon Presiden pada Minggu (17/2/2019) lalu menyisakan berbagai polemik, salah satunya adalah polemik Hak Guna Usaha (HGU) lahan milik Prabowo Subianto yang dipersoalkan Capres petahana Joko Widodo.
Atas kejadian tersebut, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman memberikan berbagai catatan terkait debat tersebut.
“Debat biasanya adu pintar visi dan gagasan, tapi tadi malam yang menonjol justru pertunjukan karakter seperti watak dan sifat, gagasan-gagasan Pak Prabowo seperti tentang Unicorn, Land reform dan lain-lain kurang tersampaikan dengan tegas dan jelas dan gagasan Pak Jokowi terutama data-datanya tidak terkritisi memadai,”kata Sohibul Iman yang dikutip dari akun twitternya pada Rabu (20/2/2019).
Lebih lanjut, Sohibul mengatakan setelah debat tersebut para timses keduanya sibuk mengelaborasi gagasan-gagasan calon masing-masing dan mengkritisi gagasan-gagasan lawannya.
“Termasuk keakuratan data-datanya. Misal, apa benar dalam tiga tahun ini tidak ada kebakaran hutan? Apa iya vonis terhadap perusahaan-perusahaan perusak hutan sdh dilaksanakan?,”kata dia.
Selain itu, Sohibul juga menyoroti debat Capres tersebut adalah pertunjukan karakter keduanya, ada yang gesturnya tidak tenang, ada yang tenang, ada yang emosi, ada yang menahan diri, ada yang menyerang pribadi lawan, ada yang justru kesatria mengapresiasi niat baik dan kerja lawannya.
“Boleh jadi banyak yang kecewa dengan debat tadi malam (Minggu malam), karena tidak jelas dan tidak bernas adu gagasannya, tapi kita syukuri debat memberi kesempatan kita memahami watak Capres yang ada, kita ingin punya #PemimpinPinterDanBerkarakter sekaligus. Knowledge is power but character is more,”jelas dia.
Secara khusus, Sohibul menceritakan seputar ketimpangan akses lahan. Hal itu menyoroti terkait singgungan Hak Guna Usaha (HGU) dalam debat edisi kedua itu.
“Debat tentang HGU tadi malam mengingatkan saya pada cerita pak Luhut Binsar Pandjaitan tentang ketimpangan ketimpangan akses lahan yang luar biasa (rasio gini 0.72) dimana ada satu orang menguasai 5-6 juta Hektare, LBP menyampaikan hal itu saat meloby PKS tentang RUU tax amnesty. Jika serius, pak Jokowi harusnya tertibkan lahan-lahan tersebut, tapi?,”ungkap mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
“Tanah tidak bertambah tapi rakyat bertambah 3,5 juta/tahun. Kalau tanah sudah habis di-bagi-bagikan, lalu bagaimana?” Kira-kira itu pertanyaan capres 02 yang mengagetkan pak Jokowi . Saya kira kekagetan itulah yang bikin capres 01 ini spontan menyerang dengan isu tanah yang dikelola capres 02. Tak terkontrol?,”ungkap Sohibul lagi.
Dia mengatakan, sekalipun bermula dari kekagetan yang tidak terkontrol, Sohibul berharap Jokowi segera membenahi semua kepemilikan HGU tanpa pandang bulu, termasuk mereka yang menyokong Jokowi.
“Yang boleh jadi jauh lebih besar daripada yang dikelola pak Prabowo. Kesiapan pak Prabowo serahkan HGUnya bisa jadi titik awal,”pungkasnya.