Ngelmu.co – Pembebasan Siti Aisyah (terdakwa pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un) mendapat sorotan tajam dari masyarakat Indonesia. Sebab, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi NasDem, Prananda Surya Paloh mengatakan jika pembebasan Aisyah oleh pengadilan Malaysia, menjadi bukti jika diplomasi pemerintahan Jokowi berada pada kualitas premium. Hingga Aisyah bisa langsung kembali ke Tanah Air, beberapa jam setelah bebas. Namun, sayangnya belum lama pernyataan tersebut lahir, bantahan pun hadir dari Mahathir Mohamad, Perdana Menteri (PM) Malaysia.
“Semestinya, semua anak bangsa gembira dengan pembebasan Siti Aisyah. Ini menjadi bukti bahwa pemerintahan Jokowi sama sekali tidak menelantarkan satu pun nyawa warganya yang terkena masalah di luar negeri. Kalau ada yang nyinyir dengan pembebasan ini, patut dipertanyakan kualitas nasionalisme-nya. Jangan-jangan hanya KTP atau paspornya yang Indonesia, tetapi jiwanya, hatinya, tidak di sini,” ujarnya, dilansir dari Merdeka, Rabu (13/3).
[read more]
“Kalau ada yang bilang ini pencitraan, masak Malaysia disuruh mengangkat citra Jokowi. Inilah pikiran-pikiran sempit dan mengada-ada hanya karena tidak suka dengan kesuksesan dan prestasi Jokowi,” imbuhnya.
Sayangnya, PM Mahathir Mohamad langsung memberikan bantahan atas klaim tersebut. Ia tidak membenarkan jika Malaysia dianggap menyerah pada tekanan, hingga akhirnya membebaskan Siti Aisyah. Menurutnya, Aisyah dibebaskan (11/3/2019) dari tuntutan hukum memang karena bukti yang dimiliki oleh pengadilan tinggi Malaysia tidak cukup.
“Saya tidak punya informasi soal itu,” tegas Mahathir kepada sejumlah jurnalis di parlemen, dilansir dari Tempo, Selasa, 12 Maret 2019.
Ia juga menegaskan jika pembebasan Siti Aisyah (26), berjalan sesuai hukum yang berlaku.
“Keputusan ini dibuat oleh pengadilan. Dia diadili dan dijatuhi hukuman. Jadi proses ini sesuai hukum. Saya tidak tahu detailnya. Namun, penuntut dapat membebaskan, tapi bukan bebas murni,” tandasnya.
Kesimpangsiuran ini pun mendapatkan sorotan dari Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia ikut memberikan tanggapannya mengenai pernyataan Mahathir yang mengaku tidak tahu lobi Indonesia untuk pembebasan Aisyah. Dahnil juga meminta maaf kepada Mahathir atas klaim yang tak berdasar.
“Terbiasa klaim. Tukang klaim,” tulisnya saat me-retweet cuitan PM Malaysia tersebut.
Dahnil kembali menyuarakan ketimpangan berita soal pembebasan Siti Aisyah. Pada Rabu (13/3/2019), dia menyindir klaim atas pembebasan tersebut, dan menyatakan jika berbohong sudah menjadi kebiasaan.
Ketika berbohong adalah kebiasaan, maka pembebasan WNI pun diklaim sbg kerja politiknya, dan yg memalukan lantas dibantah oleh Perdana Menteri Malaysia. Sbg bangsa kita kehilangan wibawa oleh laku pemerintah sprt ini.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) March 13, 2019
Hingga akhirnya Dahnil me-mention akun Twitter milik Mahathir Mohamad, @chedetofficial, dan meminta maaf atas ulah pemerintah Indonesia yang mengklaim melakukan lobi untuk membebaskan Aisyah.
Tun Dr @chedetofficial maaf kan pemerintah kami yg klaim melakukan lobi terhdp pemerintah Malaysia terkait Siti Aisyah. Kami menghormati keputusan pengadilan yg menyatakan tdk ada bukti SA terlibat pembunuhan.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) March 13, 2019
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Jokowi Dianggap Berjasa Bebaskan Aisyah, Dahnil Anzar Minta Maaf Kepada Mahathir
[/su_box]
Dahnil juga menuding, pemerintahan Jokowi sudah melakukan perilaku politik yang memalukan. Ia membandingkan pernyataan-pernyataan pemerintah dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang dinilainya senantiasa tampil elegan dan negarawan, tanpa perlu klaim apa pun.
Prilaku politik memalukan ditunjukkan scr demonstratif oleh pemerintahan Jokowi, terkait dengan klaim lobi2 pembebasan Siti Aisyah. Mengapa tdk bersikap sewajarnya sprt yg ditunjukkan Pak JK. Shg, tdk perlu ada bantahan dari Tun Dr Mahathir, yg berujung memalukan Indonesia.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) March 13, 2019
Produsen Hoax dan kebohongan itu nyata. Bahkan, kini hoax klaim lobi2 langsung dibantah oleh Perdana Menteri Malaysia, yg berujung pada nama baik Indonesia di dunia internasional.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) March 13, 2019
Sebelumnya, diberitakan jika Aisyah bebas setelah jaksa mencabut dakwaan pembunuhan terhadap Kim Jong Nam. Kemudian Pemerintah Indonesia mengatakan jika di dalamnya ada proses lobi pemerintah Indonesia, ke Malaysia.
“Atas perintah Bapak Presiden, kami, Menlu, Kapolri, Jaksa Agung, berkoordinasi dengan Malaysia untuk mencari cara pembebasan beliau. Bapak Presiden berkomunikasi dengan baik dengan Pak Najib maupun Tun Mahathir. Ini proses panjang, upaya dilakukan membantu Saudari Aisyah dan kehadiran negara sesuai Nawacita,” ucap Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, dilansir dari Detik, saat jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (11/3).
Kejadian ini pun dianggap memalukan oleh warganet yang turut menyampaikan tanggapannya pada cuitan Dahnil, seperti:
HOAX yg kali ini lebih parah karna langsung dibantah @chedetofficial PM malaysia,Bikin malu indonesia,Niat framingnya sih diundang keistana biar dikira Ada andil Pemerintahan jokowi dalam pembebasan aisyah eh faktanya emang dia gak bersalah gak cukup bukti#PrabowoTheNextLeader
— Ali Moehammad Taufan (@UNITEDFANS91) March 13, 2019
Saya rasa. Indonesia govt crossed the border already. Claim bahwa hukum bisa di lobby di Malaysia sangat memalukan. Apalagi claim yg bohong.. dan di lakukan oleh negara Jiran yg berbohong. Berlapis lapis memalukannya. Bu Menteri @Menlu_RI kok kita bisa berbuat ini thdp Jiran?
— IrwanKHALIS (@iKhalis) March 13, 2019
[/read]