Ngelmu.co – Polisi yang bertugas di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, Kamis (18/4) dini hari, mengintimidasi Imam Hamdi yang merupakan seorang wartawan dari Tempo. Sekitar pukul 01.30 WIB, Imam hendak menulis berita di Media Center KPU, tetapi ia justru diusir dan didorong oleh pria yang mengenakan kaos Brimob tersebut.
“Anggota Brimob itu mendorong saya dan merampas HP saya. (Mengancam) mau gue matiin lu?” ungkap Imam.
Menurutnya, ia sedang membuat laporan tentang hasil konferensi pers yang diliput di Hotel Ritz Carlton. Dan setelah liputan tersebut, Imam ditugaskan untuk meliput suasana di gedung KPU. Namun, saat memasuki Media Center KPU, sudah ada empat anggota Brimob di sana.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Metro TV Klarifikasi Tudingan Keliru Beritakan Hitung Cepat Pilpres
[/su_box]
Beberapa baru akan tidur, dan yang lainnya sudah tertidur. Hingga akhirnya seorang polisi menghampiri Imam, dan menanyakan identitasnya. Ia pun menjelaskan bahwa dia adalah seorang wartawan. Alih-alih membuat suasana tenang, polisi tersebut justru meminta Imam keluar, dengan alasan mereka ingin beristirahat.
Imam yang merasa bisa menggunakan Media Center itu sebagai fasilitas balai wartawan pun menjelaskan jika dirinya tidak akan mengganggu polisi-polisi yang sedang dan akan tidur itu. Ia mengatakan jika dirinya hanya akan menulis. Namun, polisi tersebut tetap meminta Imam keluar. Dan saat Imam tetap bertahan di Media Center, anggota Brimob itu pun mulai mendorong dan merampas ponsel Imam.
“Mau lu rekam? Kampret lu!” tandas Imam menirukan ucapan anggota Brimob tersebut.
“Mereka terus mengancam bahwa mereka bawa senjata. HP saya minta, dan saya terus disuruh keluar. Akhirnya saya keluar karena dipaksa sama mereka,” imbuhnya.
Pintu Media Center KPU pun mereka ganjal dengan kursi, agar tidak ada lagi orang yang masuk.
Sementara Pengamanan dalam gedung KPU, Adi Purnomo menyatakan jika sebenarnya anggota Brimob memiliki tempat sendiri untuk istirahat.
“Nanti saya koordinasikan dengan atasan saya agar ke depannya enggak terjadi lagi kejadian seperti ini,” ujarnya.
Saat ini, Tempo masih terus mencoba mengonfirmasi insiden tersebut kepada Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono. Namun, hingga berita ini diturunkan, pihaknya belum mendapatkan jawaban.