Ngelmu.co – Sarjana teknik lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), Hairul Anas Suaidi menjadi pembicaraan publik, setelah pria asal Madura itu muncul sebagai salah satu pihak yang mengungkap dugaan kecurangan pada Pemilu 2019, melalui robot ciptaannya.
Namun, Hairul harus menerima dampak kurang menyenangkan. Sebab, ia mengaku akun WhatsApp, beserta aplikasi ojek online atas nama dirinya, diretas pihak tak bertanggung jawab
“WhatsApp saya 0818432110 di-hack. Tolong keluarkan nomor dari semua group,” tulisnya melalui media sosial Facebook, Jumat (16/5).
“Aplikasi Gojek di-hack. Diorderkan McD dan Hokben ke rumah. Kemudian WA di-hack. Mereka bajak nomor, SMS kita,” sambung Hairul pada postingan berikutnya.
Bahkan, bukan hanya WhatsApp dan aplikasi ojek online-nya yang diretas, menurut Hairul, oknum tersebut juga berusaha meretas akun Telegram-nya.
“Parah, Telegram tadi mereka gagal. WhatsApp berhasil,” jelasnya di kolom komentar.
Ia menduga peretasan dilakukan dengan menyadap Short Messege Service (SMS). Maka ia pun melemparkan pesan, meminta siapapun yang dihubungi oleh nomor teleponnya, sebaiknya ajak penelepon tersebut berbicara bahasa Madura, agar terungkap itu benar Hairul atau bukan.
“Kalau ada yang WhatsApp pakai nomor saya, 0818432110, lakukan video atau voice call, ajak bicara bahasa madura, pasti dia ngacir,” tutur Hairul.
Kabar ini pun membuat warganet geram dan menduga peretasan dilakukan oleh pihak yang merasa dirugikan atas langkahnya yang ikut mengungkap bukti dugaan kecurangan Pemilu 2019.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
PKS Usul Pembentukan Pansus Pemilu 2019, PAN dan Demokrat Diam
[/su_box]
Parahnya lagi, belum selesai masalah WhatsApp dan lain sebagainya, sudah beredar gambar yang mengatasnamakan Hairul, seolah-olah mengajak untuk menghancurkan Polri. Melihat hal ini, ia pun memberikan klarifikasi.
“Yth. Kapolri dan Jajarannya, Dengan ini saya memberitahukan bahwa foto/gambar/meme di bawah ini bukan buatan saya. Ini hoax yang dibuat orang yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Sebelumnya, Hairul menyampaikan secara gamblang, berbagai permasalahan sistem IT yang terjadi pada Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Dalam pertemuan yang digelar oleh Tim Prabowo-Sandi beberapa waktu lalu itu, ia menjelaskan bagaimana cara kerja Robot Pemantau Situng KPU yang diciptakan olehnya.
Menurut Hairul, robot tersebut bisa melakukan monitoring terhadap tampilan Situng KPU, di setiap menitnya. Maka saat ini, sistem tersebut sudah menyimpan semua bukti yang ada di halaman KPU, dari waktu ke waktu.
“Screen monitoring, inilah robot yang saya ciptakan. Ini adalah layar KPU yang saya potret dari menit ke menit. Mulai dari halaman nasional sampai halaman TPS,” pungkasnya.
Tak lupa, Hairul juga menyebut jika dirinya tak rela suara pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi dicuri. Pasca pernyataannya itu, akun WhatsApp dan lain-lain milik Hairul, mulai coba diganggu oleh pihak tertentu.