Harga Tiket Pesawat Ke Medan dan Osaka Beda Tipis, Warganet Sebut Lucu

Ngelmu.co – Pemerintah berjanji akan menurunkan harga tiket pesawat. Namun sayangnya, sampai saat ini, hal tersebut belum juga terwujud. Terutama saat peak season menjelang mudik lebaran seperti saat ini. Banyak publik yang merasa heran. Pasalnya, harga tiket domestik hampir sama dengan harga tiket untuk penerbangan internasional. Hal ini dirasakan oleh salah satu warga Surabaya, Iqbal Bagus Alfiansyah.

Melalui akun Twitter pribadinya, Iqbal mengeluhkan bahwa tiket pesawat dari Surabaya ke Medan harganya beda tipis dengan penerbangan dari Surabaya ke Osaka, Jepang. Padahal, ia hendak memesan untuk penerbangan pada 21 Agustus 2019 mendatang.

Dilansir dari Kumparan, dia menceritakan bahwa dirinya akan ke Medan pada 21 Agustus dan kembali ke Surabaya pada 28 Agustus 2019. Untuk tiket PP di online travel agent, Iqbal dikenai harga Rp 4.207.000. Harga itu hanya selisih Rp 300.000 dengan tiket penerbangan PP Surabaya-Osaka pada tanggal yang sama, dengan maskapai yang berbeda.

“Lucu ya, pemerintah punya target buat mengembangkan pariwisata domestik tapi ga didukung dengan kontrol harga tiket yang baik. Seakan-akan pemerintah kalah sama mekanisme kartel,” katanya melalui akun twitter pribadinya.

Padahal tanggal keberangkatan Iqbal sudah lewat jauh dari peak season mudik Lebaran. Pada Agustus itu, masa liburan sekolah juga sudah berakhir.

Faktor musiman (seasonal) seolah tak lagi menjadi pengaruh naik turunnya harga tiket pesawat dari maskapai domestik. Penerbangan Surabaya-Singapura pada Minggu (12/5) kemarin misalnya. Maskapai nasional Lion Air mematok harga Rp 1.406.000.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Jokowi Kaget Tingginya Harga Tiket Pesawat, Ini Kata Warganet
[/su_box]

Padahal sesama maskapai berbiaya hemat (low cost carrier) yakni Scoot asal Singapura dan Jetstar asal Australia, menawarkan harga termahal hanya setengah dari yang dipatok Lion Air.
Terkait mahalnya harga tiket pesawat ini, tentu menjadi perhatian banyak pihak, terutama untuk para pelaku bisnis dan pemerintah. Tak kurang Presiden Joko Widodo meminta menteri-menterinya untuk menyelesaikan masalah ini.