Ngelmu.co – Berjatuhannya korban akibat kerusuhan 22 Mei lalu, menambah pilu untuk Indonesia. Terlebih saat diketahui, ada anak bangsa berusia belasan tahun, kehilangan nyawanya.
Reyhan Fajari (16), adalah seorang remaja masjid yang mengembuskan napas terakhirnya, akibat kerusuhan 22 Mei yang terjadi di Jakarta Pusat.
Keluarga korban pun menceritakan kronologi meninggalnya Reyhan. Semua berawal saat anak itu sedang berkumpul di masjid, menunggu waktu sahur.
Kemudian ia dan teman-temannya mendapat informasi, jika terjadi kerusuhan di jalan. Karena ingin tahu, mereka memutuskan untuk melihat langsung apa yang sedang terjadi.
“Jadi pada saat jelang sahur, pukul 02.30 WIB, itu anak-anak sebaya dia lagi kumpul di masjid karena dia anggota remaja masjid. Kemudian datang temannya mengatakan kalau di depan sedang chaos,” tutur paman almarhum, Iwan, di kediamannya, Jalan Petamburan 5, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (24/5), seperti dilansir dari Detik.
Namun, belum sampai ke jalan, Reyhan sudah pingsan karena bertabrakan dengan massa, hingga terjatuh dan pingsan.
“Setelah itu belum sampai depan jalan, massa yang di depan sudah kabur ke dalam, jadi dia amprokan (tabrakan), dia yang kena (tembakan), jatuh (dan) langsung kena ininya (sembari menunjuk ke bagian pelipis), lalu diangkat lah sama temannya ke masjid,” imbuhnya.
Tak lama, Reyhan langsung dilarikan ke rumah sakit. Tetapi nyawanya tak tertolong.
“Karena kondisinya sudah pingsan atau kenapa, dibawalah ke rumah sakit, lalu di rumah sakit dia meninggal,” ungkapnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Tim Medis Dompet Dhuafa Ikut Menjadi Korban Penyerangan di Aksi 22 Mei
[/su_box]
Dan yang membuat keluarga prihatin, menurut Iwan, karena keponakannya meninggal akibat terkena tembakan dari seseorang yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
“Ya prihatin ya, istilahnya kenapa harus sampai pakai kekerasan gitu, kenapa harus pakai peluru tajam kayak gitu,” ucapnya.
“Suasana gelap saat itu, suasana gelap, jadi yang di situ yang pegang senjata itu polisi, ya gitu. Rumah sakit enggak menanggapi ya, (tertembak) bagian pelipis ya sebelah sini,” lanjut Iwan.
Sementara itu, Muhammad Raihan yang merupakan salah satu teman almarhum pun membenarkan jika Reyhan tertembak sebelum meninggal. Kejadian itu, menurutnya terjadi setelah mereka membuang sampah.
“Iya. Pertama lagi bersihin masjid, abis itu buang sampah, terus ramai, penasaran di sana. Iya (Reyhan kena tembak), ini saya (telinga) ada suara suit kayak tembakan,” jelasnya.