Ngelmu.co – Ibu Ani Yudhoyono mengembuskan napas terakhirnya, Sabtu (1/6), di National University Hospital (NUH), Singapura, pukul 11:50 waktu setempat. Almarhumah dimakamkan Ahad (2/6) sore, di Blok M 129, Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, berdekatan dengan makam Ibu Hasri Ainun Besari.
Sebelum meninggal dunia, sejak Februari 2019 lalu, Ibu Ani telah menjalani perawatan, atas sakit kanker darah yang diidapnya. Sementara SBY membagikan momen ‘bersatunya’ air mata ia dan sang istri, kepada para pelayat, ketika sampai di rumah duka, Puri Cikeas, Bogor, Ahad (2/6) dini hari.
Saat itu, Ibu Ani sudah dalam kondisi deep sleep, kemudian SBY beserta anak dan menantunya membisikkan harapan ke telinga wanita kecintaan mereka itu.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Sebelum Meninggal Ibu Ani Yudhoyono Sempat Menuliskan “Terima Kasih Ya Allah”
[/su_box]
Secara logika, menurut SBY, Ibu Ani sudah tidak bisa mendengar apa pun yang disampaikan. Namun, air mata istrinya justru menetes dari sudut mata.
“Ibu Ani membalas dengan tetes air mata di sudut matanya. Itu berarti Ibu Ani mendengar. Saya ambilkan tisu, saya bersihkan titik-titik air matanya yang menggenang, tapi air mata saya pun menetes di keningnya,” tutur SBY, seperti dilansir dari Detik.
“Saya menyatukan air mata itu. Saya mohon kepada Allah. Ya Tuhan, inilah bersatunya air mata kami, air mata cinta, air mata kasih, air mata sayang,” imbuhnya dengan suara bergetar.
Setelah itu, semua berjalan dengan cepat. Ibu Ani mengembuskan napas terakhirnya dengan tenang.
“Setelah itu, saya cium keningnya. Saya ucapkan, selamat jalan istri tercinta,” ungkap SBY.
Anak ketiga dari tujuh bersaudara yang lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952 itu, selesai dimakamkan di TMP Kalibata, secara militer, pukul 15:10 WIB. Upacara pemakaman tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).