Arnoud Van Doorn: Kisah Inspiratif Islamophobia yang Kini Memeluk Islam

Ngelmu.co – Jika Allah berkehendak memberi petunjuk, siapa yang akan mampu menolaknya? Bagi saya, kisah Arnoud Van Doorn ini sangat inspiratif dan menggugah hati.

“Ketika mengunjungi makam Nabi Muhammad di Madinah, saya shalat dan memohon maaf, karena menjadi bagian dari film ‘Fitna’ yang menghujat Islam dan Rasulullah. Saya juga berniat membuat film internasional untuk mengkampanyekan Islam sebagai agama kasih. Saya akan mencoba yang terbaik, untuk memperbaiki dampak buruk dari apa yang saya lakukan terhadap Islam dan Nabi melalui film ‘Fitna’ dulu,” tuturnya.

“Film tersebut menuai kecaman di berbagai belahan dunia. Kemarahan umat Muslim dunia yang mengutuk film itu memaksa saya untuk mempelajari Islam. Seorang teman kemudian membuatkan jadwal untuk saya berkunjung ke Masjid Hague. Saya terkejut, saya tidak akan pernah berkunjung ke tempat orang-orang jahat itu. Tapi teman tersebut meyakinkan bahwa dia penjamin keselamatan saya,” lanjutnya.

Meskipun Arnoud merasa tidak nyaman dengan rencana mengunjungi masjid tersebut, akhirnya ia tetap menyanggupi ajakan temannya.

Namun, ia berpikir jika berada di masjid merupakan sebuah kebodohan terbesar baginya, sebab itu sama seperti mempertaruhkan keselamatannya. Dalam pandangannya, Islam benar-benar sebuah ancaman.

“Baiklah, saya akan ke sana, tak lebih dari 5 menit, saya akan pulang. Tapi ternyata, rencana 5 menit itu menjadi 2,5 jam. Saya dilanda kebingungan luar biasa. Bagaimana bisa orang-orang yang begitu baik, ramah, dan hangat disebut penjahat? Bagaimana bisa agama yang begitu indah disebut teroris dan dianggap berbahaya? Saya seperti orang kehilangan arah,” begitu komentar Arnoud sepulang dari Masjid Hague, setelah ia berdialog panjang lebar di sana.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Dapat Hidayah, Politisi dari Partai Anti Islam di Belanda ini Justru Jadi Mualaf
[/su_box]

“Saya pun membaca berbagai literatur tentang Islam. Makin lama, saya makin hanyut dalam indahnya Islam. Saya ketakutan dan berusaha menjauh. Saya khawatir agama ini mengubah hidup saya. Namun, semakin saya menarik diri menjauh, saya tetap kembali, berdialog dengan orang Islam. Semakin saya mengenal Islam, semakin saya tak percaya Muslim itu jahat. Kalaupun ada orang Islam yang jahat, maka itu adalah Muslim yang keluar dari jalur Islam. Panutan kita adalah Muhammad, dialah sebaik-baik Muslim,” tegasnya.

Hingga akhirnya Arnoud memutuskan untuk memeluk Islam dengan penuh kesadaran. Sebagai penasihat Pemerintah Kota Den Haag, ia mengonfirmasi keputusannya menjadi seorang Muslim, dalam surat resmi yang ditujukan pada Wali Kota. Saat itu, ada yang mengira ia sedang bercanda.

“Namun, setelah tahu saya serius, reaksi orang ada yang mengecam, tetapi tak sedikit yang mendukung. Saya bukanlah orang yang melakukan sesuatu tanpa pertimbangan yang mendalam. Dan saat putra saya kemudian menyusul masuk Islam, saya menangis. Karena sebelumnya, dia juga sangat anti Islam,” ungkap Arnoud.

Rupanya, diam-diam putra Arnoud yang sudah dewasa itu, mengamati perubahan ayahnya sejak memeluk Islam. Ayahnya terlihat jauh lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih bisa mengendalikan emosinya. Ia pun berusaha mengenal Islam lebih jauh.

“Saya jadi saksi, air muka putra saya langsung berubah, wajahnya tampak bahagia, lega dan tenang setelah mengucapkan syahadat,” terangnya dengan raut penuh syukur.

Begitulah sekelumit kisah masuk Islam-nya orang, yang sebelumnya sangat membenci Islam. Allah Maha pembolak-balik hati manusia. Yaa muqallibal qulub, tetapkanlah hati kami atas agama-Mu, dan atas mentaati-Mu. Aamiin.