Soal Sindiran Kunjungan ke Luar Negeri, Anies Tantang Mendagri Buka Data

Anies Selalu Salah

Ngelmu.co – Serangan demi serangan seolah tak berhenti mengarah kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Baru-baru ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo turut menyindir kinerja Anies. Ia menyatakan, saat kursi Wakil Gubernur belum juga terisi, Anies justru bolak-balik ke luar negeri.

Menanggapi sentilan itu, Anies pun menantang Mendagri untuk membuka daftar pejabat yang ke luar negeri. Ia mengaku bersedia buka-bukaan, terkait daftar negara dan agenda apa saja yang ia jalankan ketika melakukan kunjungan ke luar negeri.

“Buat saya nih, dibuat transparan bagus. Kalau ada aturannya, diumumkan saja. Gubernur siapa yang pergi ke mana, berapa lama, urusan apa. Jadi saya malah senang kalau itu diatur dan dibuka,” tegasnya di Gedung DPRD Jakarta Selatan, seperti dilansir CNN, Senin (22/7).

Sebelumnya, Tjahjo memang mengatakan, jika Anies bisa ke luar negeri dua kali dalam satu bulan. Namun, menurutnya, Kemendagri kesulitan untuk melarang kepala daerah agar tak terlalu sering melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.

“Sebagai contoh, Pak Anies. Dia enggak ada wakil, tapi satu tahun berapa kali dia? Hampir sebulan dua, tiga kali. Ada lho, gubernur hampir tiap minggu izin ke luar negeri, ada,” ungkap Tjahjo.

Sementara mengutip Siaran Pers Pemprov DKI Jakarta, hingga Juli 2019, Anies tercatat baru dua kali mengadakan kunjungan kerja ke luar negeri. Keduanya merupakan konferensi global, yang membuahkan keuntungan.

Ia berkesempatan bertemu dengan banyak pemimpin kota dan lembaga, sekaligus dalam satu tempat. Anies juga diundang sebagai pembicara, untuk memaparkan perkembangan kota Jakarta.

Dan untuk dua kali kunjungan singkat (sehari) lainnya ke Singapura, Anies lakukan untuk menjenguk Alm. Ibu Ani dan untuk jadi pembicara.

Menurut Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDHKLN) Pemprov DKI Jakarta, Mawardi, semua perjalanan itu telah mendapat persetujuan dari Mendagri.

“Semua ada pemberitahuan dan ada balasan,” jelasnya, Senin (22/7).

Berikut catatan perjalanan Anies ke luar negeri, hingga Juli 2019:

Menjenguk istri Presiden RI ke-6, Ani Yudhoyono yang saat itu dirawat di National University Hospital (NUH), Singapura, 2 Maret 2019.

“Bahkan saat menjenguk itu, semua perjalanan Gubernur menggunakan dana pribadi dan tanpa APBD. Beliau tidak bermalam, berangkat pagi dan sore sudah pulang ke Jakarta,” ungkap Mawardi.

Pada 3 Mei 2019 lalu, Anies diundang Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan, untuk menjadi Keynote Speaker The Pyramid’s Annual Post-AGM Gala Dinner yang dilaksanakan di Singapura.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Sindirannya ke Anies Terjadi di Zaman Ahok, Ernest Hapus Cuitannya
[/su_box]

Anies berpidato di hadapan pemimpin Singapura, mulai dari perdana menteri, para pemimpin bisnis, tokoh akademisi, para menteri anggota kabinet, dan termasuk mantan Perdana Menteri.

Mawardi menyebut, seluruh transportasi dan akomodasi untuk acara itu, ditanggung oleh pihak penyelenggara.

“Kami mengajukan permohonan izinnya pada 21 Maret, dan dibalas oleh Mendagri pada 5 April,” terangnya.

Perjalanan dinas Anies yang pertama, baru terjadi pada 20-21 Mei lalu. Di mana ia menghadiri pertemuan Urban 20 (U20) Mayors Summit Agenda di Tokyo, Jepang.

U20 merupakan pertemuan pemimpin ibu kota negara anggota G20, dan menjadi rangkaian dari kegiatan pertemuan G20 yang juga dilaksanakan di Jepang.

Pertemuan tersebut membuat Anies tercatat menjadi satu-satunya gubernur yang diundang berbicara dalam 3 forum yang berbeda.

Perjalanan dinas Anies yang kedua adalah kunjungannya ke Medellin, Kolombia dan Amerika Serikat, pada 8-17 Juli. Sejumlah kegiatan ia hadiri, seperti menjadi pembicara pada pertemuan pemimpin kota sedunia The World Cities Summit Mayors Forum 2019, pembicara pada pertemuan USINDO Open Forum, dan bernegoisasi dengan Formula E.

“Saya Alhamdullilah setiap kali pergi justru untuk mengundang orang, untuk datang ke Indonesia. Mengajak orang untuk kegiatan di Indonesia, termasuk untuk membawa Formula E bermain di sini. Nah, itu harus dikerjakan dengan pergi ke Luar Negeri,” ujar Anies.

Seperti diketahui, berkat pertemuan Anies dengan pihak Formula E, Jakarta berkesempatan menjadi tuan rumah Formula E pada 2020 mendatang.

Dan berdasar pada assessment ekonomi yang dihitung, Jakarta diperkirakan mendapat keuntungan sekitar Rp 1,2 triliun, saat menjadi tuan rumah Formula E.

Pada keberangkatan Anies ke Kolombia dan Amerika tersebut, Pemprov juga sudah mengajukan surat ke Mendagri, pada 28 Mei.

KDHKLN Pemprov DKI Jakarta, Mawardi

“Sesuai aturan, minimal 10 hari sebelum keberangkatan sudah mengajukan surat permohonan kepada Mendagri. Kami selalu beberapa minggu sebelumnya. Bahkan ada yang beberapa bulan sebelumnya. Dan selalu mendapatkan izin dari Mendagri,” pungkas Mawardi.

Kunjungan kerja ke luar negeri yang dilakukan, menurut Anies, masih dalam tahap normal. Karena setiap pertemuan yang ia datangi, selalu memiliki sangkut paut dengan jabatannya sebagai pemimpin daerah.

“Kalau saat ini orang tidak tahu, pergi ke luar negeri itu apa jalan-jalan, studi banding, atau berbicara. Kalau saya pergi saya pasti berbicara pasti kegiatan resmi dengan pemerintah di sana,” tuturnya.

“Kita ini warga global, sudah harus berpikirnya global. Bahkan Indonesia harus berperan ditingkat global. Masa kita semua berpikirnya kandang terus? Nanti akhirnya orang melarang untuk pergi,” pungkas Anies.