UAS: Cara Allah Memperlihatkan Doa Siapa yang Menembus Langit-Nya

Ngelmu.co – Di tengah permasalahan yang ia hadapi, Ustadz Abdul Somad (UAS), mengunggah fotonya bersama almarhumah Ibunya, ke media sosial Instagram, Jumat (23/8) kemarin. Dalam keterangannya, UAS membahas tentang cara Allah Subhanahu wa Ta’ala, menunjukkan doa siapa yang menembus langit-Nya.

Banyak manusia yang merasa, selama ini hidupnya berjalan baik, karena doa pribadinya kepada Sang Maha Pencipta.

Doa Siapa yang Menembus Langit

“Kadang kita sangka hidup ini karena doa kita,” tulis @ustadzabdulsomad_official.

Namun, setelah sosok yang kerap melayangkan doa untuk kita itu tiada, baru terasa perbedaannya.

“Ternyata kita menumpang doanya. Setelah dia pergi, baru terasa. Begitu cara Allah memperlihatkan doa siapa yang menembus langit-Nya,” lanjut UAS.

Doa Siapa yang Menembus Langit

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pun bersabda:

“Tiga jenis kelompok yang dirinya mustajab serta tak diragukan lagi kedahsyatannya, yaitu doa orangtua pada anaknya, doa musafir (orang yang tengah berpergian), serta orang yang di-dzalimi,” (HR. Bukhari serta Muslim).

Maka, sudah sepatutnya kita patuh serta hormat pada ibu. Jangan sampai menyakiti hatinya, karena doa seseorang ibu, dapat menggetarkan arsy Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan di-ijabah oleh Allah Azza wa Jalla.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]

Tak Merasa Perlu Minta Maaf, UAS Tegaskan: Ini Soal Aqidah

3 Perbedaan Kasus UAS dan Ahok

Anggun C Sasmi Bahas Kasus UAS di IG, Warganet: Mbak, Saya ini Nasrani …

[/su_box]

Diketahui, isi ceramah UAS tiga tahun lalu, yang menjawab pertanyaan salah seorang jemaah tentang Salib, tiba-tiba saja beredar di media sosial, hingga menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Namun, UAS menegaskan, dirinya tak merasa perlu minta maaf, karena saat itu dirinya hanya menjelaskan tentang aqidah agamanya, yakni Islam.

“Saya menjelaskan tentang aqidah agama saya, di tengah komunitas umat Islam, di dalam rumah ibadah saya,” tutur UAS.

“Bahwa kemudian ada orang yang tersinggung dengan penjelasan saya, apakah saya mesti meminta maaf?” imbuhnya bertanya.

UAS pun membacakan surat Al-Maidah ayat 73: “Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan Allah itu tiga. Dalam satu, satu dalam tiga”.

“Saya jelaskan itu di tengah umat Islam, otomatis orang yang mendengar itu tersinggung atau tidak? Tersinggung?” ujarnya.

“Apakah perlu saya meminta maaf? Itu ajaran saya. Kalau saya minta maaf, berarti ayat itu mesti dibuang, Nauzubillah,” lanjut UAS.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]

Begini Tanggapan Umat Kristen, Glenn Wattimury soal Video Ceramah UAS yang Viral

Choky Sitohang Sebut UAS Keliru dalam Mengartikan Salib

Ceramah UAS Masuk Delik Penistaan Agama? Pakar Pidana: Tidak

[/su_box]

Ia mengatakan, meskipun menyampaikan ceramahnya bukan melalui salah satu stasiun televisi dan terbuka untuk umum, dirinya tak mungkin melarang para jemaah untuk tidak merekamnya dengan ponsel.

“Saya di mana-mana menyampaikan ceramah tak mungkin saya tanya satu-satu. ‘Matikan HP, matikan HP’. Saya di mana-mana ceramah, HP orang hidup,” kata UAS.

“Orang merekam, tak bisa saya larang itu,” sambungnya.

UAS juga menjelaskan, bahwa dirinya pun tak mungkin membuat perjanjian kepada semua jemaah yang datang ke kajiannya.

“Tak mungkin kemudian saya buat perjanjian ‘semua yang masuk sini (perjanjian pakai) materai Rp6 ribu, jangan disebarkan’, payah sekali ceramah ini sekarang,” tegas UAS.

Klarifikasi UAS

Sebelumnya, UAS juga sudah memberikan klarifikasi terkait video ceramahnya tentang Salib, yang saat ini viral.

Hal itu ia sampaikan ketika berceramah di salah satu masjid, di Simpang Kelayang, Riau, Sabtu (17/8) malam, seperti yang diunggah channel YouTube FSRMM TV, Ahad (18/8).

“Saya sedang dilaporkan ke Polda Nusa Tenggara Timur, karena dianggap penistaan agama. Sudah baca beritanya?” tutur UAS di depan para jemaah.

https://youtu.be/pKOB0zQexoE

“Itu saya menjawab pertanyaan, bukan saya membuat-membuat untuk merusak hubungan (UAS menjawab salah satu pertanyaan dalam sesi tanya jawab kala itu.

Pengajian di dalam masjid tertutup, bukan di stadion, bukan di lapangan sepak bola, bukan di TV, tapi untuk intern umat Islam.

Menjelaskan pertanyaan tentang patung, dan kedudukan Nabi Isa alaihissalam, untuk orang Islam dalam Quran dan sunnah nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Pengajian itu lebih tiga tahun yang lalu, sudah lama, di kajian subuh Sabtu, di Masjid An-Nur Pekanbaru, karena saya rutin pengajian di sana.

Satu Jam pengajian, diteruskan dengan tanya jawab, tanya jawab, tanya jawab. Kenapa diviralkan sekarang, kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagai warga yang baik, saya tidak akan lari, saya tidak akan mengadu, saya tidak akan takut, karena saya tidak merasa salah. Dan saya tidak pula ingin merusak kesatuan serta persatuan bangsa,” pungkas UAS menjelaskan.