Ngelmu.co – Kamis (26/9) malam, seorang ayah menangis histeris ketika mengetahui sang anak telah tiada, sepulangnya melaut. Tak lain, ia adalah La Sali (47), ayah Randi, mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
La Sali terkulai, menatap jasad anaknya di rumah duka, Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.
Randi memang menjadi satu dari dua mahasiswa korban unjuk rasa. Ia tewas tertembak, saat mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sultra.
Sementara ayahnya baru mengetahui sang anak meninggal, usai mencari ikan di tengah laut Muna. Ia tak menyangka, putra semata wayangnya itu, telah tiada.
In posisi ayahnya pulang dari melaut dan nggk tau klo anaknya, kak randi udah meninggalðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜#KendariBerduka pic.twitter.com/oJJjMWobQK
— TOLAK RUU (@sugarbloodiee) September 26, 2019
Ini lanjutan videonya😢😠pic.twitter.com/DWdjZiSZiq
— kolmieva (@evaswulandari) September 26, 2019
Dengan suara serak, La Sali berteriak, “Kasihan anakku sudah tiada. Apa yang kalian lakukan kepada anakku!”, tuturnya dalam bahasa daerah.
Peristiwa ini jelas terlihat pada dua video singkat berdurasi 11 detik, yang diunggah oleh akun @sugarbloodie dan @evaswulandari di media sosial Twitter.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Tewas Tertembak saat Demo, Ada Luka Tembak di Dada Mahasiswa Universitas Halu Oleo
Mahasiswa Korban Unjuk Rasa yang Sempat Kritis Akhirnya Meninggal Dunia
[/su_box]
Sementara itu, warga Desa Lakarinta, masih enggan menerima kehadiran pihak Polres Muna, sekalipun dengan alasan ingin melayat ke rumah duka.
Warga mengaku masih kesal, karena Randi, harus kehilangan nyawanya, akibat ditembak oleh polisi saat berunjuk rasa, menolak RUU kontroversial.
“Sebaiknya, Polres Muna tidak datang dulu, jangan sampai ada hal yang tidak inginkan terjadi, karena saat ini warga sedang kesal dengan ulah oknum polisi,” tegas Ryfains Tuani, salah satu keluarga Randi.
“Sebaiknya polisi segera mengusut tuntas siapa pelaku penembakan,” pungkasnya.
Kedua orang tua Randi, sampai berita ini diturunkan, belum bersedia untuk diwawancara.