Ngelmu.co – Tampil beda di sidang Paripurna, Rabu (2/10), seluruh anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kompak mengenakan batik dan pita merah putih.
Pemandangan itu menyita perhatian, karena beberapa wakil rakyat, justru tak mengenakan batik, di Hari Batik Nasional kemarin.
Alasan PKS Kompak Kenakan Batik dan Pita Merah Putih
Namun, apa alasan PKS memilih dress code tersebut? Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini pun menyampaikan maksud dan tujuan dari partainya.
“Hari ini bertepatan dengan Hari Batik Nasional, maka seluruh Anggota Fraksi PKS kita instruksikan mengenakan batik nusantara sebagai bentuk penghargaan budaya bangsa,” tuturnya.
“Kita menegaskan, (dan) menjaga betul warisan budaya Indonesia yang diakui oleh nasional, yang diambil oleh Malaysia, dan bahkan sekarang sudah berkembang di Afrika Selatan,” sambung Jazuli.
Sementara pita merah putih yang mereka kenakan, disebut sebagai simbol Nasionalisme, dalam menanggapi tragedi kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua.
Termasuk bencana kabut asap yang melanda, Riau, Kalimantan. Dengan simbol tersebut, F-PKS ingin mengajak seluruh anggota DPR yang baru dilantik, untuk benar-benar peduli pada nasib rakyat.
“Kita prihatin, kita bersedih, dan kita semua berharap negara bisa menyelesaikannya dengan baik, dilandasi semangat nasionalisme yang kuat,” ujar Jazuli.
“Mari kita bersama-sama tunjukkan kepada rakyat, bahwa seluruh anggota dewan yang baru dilantik betul-betul berkhidmat untuk rakyat, dan berkomitmen kuat mengokohkan nasionalisme Indonesia,” imbuhnya.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Kader PKS Tembus Gunung, Hutan, dan Laut Kirim Bantuan untuk Korban Gempa Ambon
[/su_box]
Ia juga menegaskan, bahwa yang harus menjadi fokus pemerintah serta aparat saat ini adalah menyelamatkan warga.
“Selamatkan warga masyarakat dari ancaman dan ketakutan. Pemerintah dan aparat harus mengarahkan seluruh sumber daya pengamanan serta fasilitas untuk menyelamatkan nyawa warga negara,” kata Jazuli.
“Mengevakuasi dan menempatkan mereka di tempat yang aman dengan perlindungan total aparat,” tutupnya.
Bentuk Keprihatinan
Dilansir dari berbagai sumber, Wakil Ketua MPR RI 2014-2019 yang juga rekan se-partai Jazuli, yakni Hidayat Nur Wahid (HNW), juga menjelaskan dress code fraksi-nya kemarin, menjadi bentuk keprihatinan mereka terhadap persoalan bangsa.
Mereka bukan hanya prihatin dengan kondisi Wamena, tapi juga dengan Karhutla, hingga gempa bumi yang melanda provinsi Ambon.
HNW juga mengomentari pernyataan seorang pejabat negara beberapa waktu lalu, tentang banyaknya pengungsi yang menjadi beban negara.
“Enggak boleh itu. Masa kayak begini, ngomongnya begitu. Empatilah. Kalau Anda enggak bisa membantu secara langsung, Anda bisa memerintahkan bantuan di sana,” ujarnya.
“Termasuk tragedi di Wamena, sangat menyentak hati nurani,” pungkas HNW.
Tragedi Wamena, terjadi sejak Senin (23/9) lalu. Kerusuhan tersebut telah menelan puluhan korban jiwa, sementara ratusan lainnya mengalami luka.