Ngelmu.co – Pelajar salah satu SMP di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), YSS (14), tewas gantung diri. Aparat Kepolisian Sektor Oebobo mengungkapkan, penyebabnya adalah rasa sakit hati dengan sang Ayah, serta bully-an yang kerap mendarat kepadanya.
Penyebab Bunuh Diri
“Diduga korban melakukan bunuh diri karena tidak dapat membunuh ayah kandungnya, Antonius Sinaga (AS),” ungkap Kapolsek Oebobo, Kompol Ketut Saba, seperti dilansir Kompas, Selasa (15/10).
Menurut Saba, selama ini YSS, menyimpan dendam terhadap ayahnya, yang telah membunuh sang ibu, tahun 2012 lalu.
Jasad ibunya, di-cor di dalam bak semen, tepat di samping rumahnya sendiri, oleh sang ayah, AS.
Meski usai kasus pembunuhan itu, AS mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Penfui Kupang, YSS justru harus menerima imbas, dari perilaku keji sang ayah.
Ia kerap di-bully, dengan disebut keturunan pembunuh, serta anak tukang cor, hingga membuat mental bocah malang itu terus terganggu.
Sempat Menulis Surat Wasiat
Hal ini diketahui dari surat wasiat, yang sempat YSS tulis di sebuah buku, sebelum gantung diri.
Dalam surat itu, YSS menulis dua tujuan hidupnya yang gagal dilakukan, pertama bersekolah hingga tamat SMA, dan yang kedua, membunuh ayahnya.
“Surat tersebut juga ditinggalkan YSS dengan tujuan, agar dapat dibaca oleh Antonius Sinaga,” kata Saba.
“YSS juga meminta agar mayatnya tidak usah dimasukan ke dalam peti, tetapi langsung saja dimasukkan ke dalam lubang kubur,” imbuhnya.
Ditemukan Gantung Diri
Jenazah YSS, pertama kali ditemukan di dalam rumahnya, di Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, oleh tetangganya, Kristofel Key (57).
YSS yang mengenakan kaus warna coklat dan celana jins hitam, ditemukan tergantung dengan tali nilon berwarna biru.
“Saat itu, saksi (Kristofel) mencium aroma busuk dan melihat banyak lalat di balik kaca rumah. Saksi lalu mengintip dari kaca jendela, dan melihat orang dalam posisi tergantung di dalam rumah,” jelas Saba.
[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Tersinggung, Motivator Tempeleng Siswa SMK Muhammadiyah 2 Malang saat Seminar
[/su_box]
Kristofel pun langsung menghubungi Bhabinkamtibmas Kelurahan Tuak Daun Merah, yang tinggal dekat lokasi kejadian.
Hingga akhirnya jenasah YSS di-evakuasi oleh polisi, ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.
Selama ini, YSS tinggal bersama tiga saudaranya, di rumah paman mereka, di Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo.
Ia tinggal di sana, sejak sang ibu meninggal, sementara ayahnya mendekam di penjara, hingga saat ini.
Sedangkan rumah tempat YSS gantung diri, merupakan tempat tinggalnya, saat masih hidup bersama kedua orang tua.
“Saat ini, rumah mereka (tempat YSS gantung diri) tidak dihuni dan kosong,” pungkas Saba.
Sosok Berprestasi
YSS pernah mendapatkan hadiah sepeda dari Presiden Joko Widodo, saat masih duduk di bangku sekolah dasar.
Saat itu, Jokowi sedang melakukan kunjungan kerja di Kupang. Seperti biasa, YSS yang berhasil menjawab pertanyaan dan menghapal Pancasila dengan baik dan benar, diberikan hadiah sepeda.
Menurut keluarga, YSS memang dikenal sebagai siswa berprestasi. Ia selalu mendapat juara di kelas, sejak SD, hingga kelas 1 SMP.
Sebelum prestasinya menurun di kelas 2 SMP, YSS pernah mengikuti olimpiade matematika dan IPA saat kelas 5 SD, hingga ke tingkat Provinsi NTT.