Ngelmu.co – Duta Besar Israel, Dani Dayan, hendak mengisi kuliah umum untuk mahasiswa Hukum Universitas Harvard, Cambridge, Amerika Serikat (AS), Rabu (13/11). Namun, para mahasiswa di hadapannya justru memilih untuk membubarkan diri.
Mereka meninggalkan Dayan yang baru mulai bicara, sembari mengangkat plakat bertuliskan ‘Pemukiman adalah kejahatan perang’.
Sementara Dayan, memang dijadwalkan untuk membahas tentang legalitas penjajahan di Palestina, tepatnya tentang ‘Strategi Hukum Pemukiman Israel’.
Namun, lebih dari 100 mahasiswa, tak tertarik mendengar penjelasannya.
Potret ini terekam jelas dalam video yang dibagikan salah seorang Mahasiswa Magister Studi Islam, di Harvard Divinity School, Hamzah Raza.
100+ students at @Harvard_Law walk out on a talk hosting extremist settler leader, and current Consulate General of Israel in New York, Dani Dayon.
Dayon was left to speak to an almost empty room. pic.twitter.com/ZHx6tGkxnZ
— Hamzah Raza (@raza_hamzah) November 13, 2019
Mahasiswa mengaku kecewa dengan Harvard, karena memperbolehkan Dayan mengisi kuliah umum, yang mereka nilai sebagai propaganda.
“Saya kecewa terhadap Fakultas Hukum Harvard yang membiarkan propaganda seperti ini terjadi sebagai proyek kolonial yang di-framing sebagai bentuk ‘legal’,” kata salah seorang mahasiswa yang tergabung dalam Komite Solidaritas Mahasiswa Palestina.
Sementara itu, tak sedikit pula pengguna media sosial, termasuk para aktivis, mengkritik Harvard, yang mengundang Dayan, untuk menyampaikan pidato di tengah serangan terbaru Israel terhadap warga sipil, di Jalur Gaza.
Terlebih, sejak 2007, Jalur Gaza berada di bawah blokade Israel dan Mesir, melumpuhkan dan menghancurkan ekonominya.
Merampas sekitar 2 juta penduduk dari banyak komoditas penting, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Situasi kemanusiaan semakin memburuk dari hari ke hari.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sebelumnya mengatakan, ada sekitar 620.000 warga Gaza, yang saat ini hidup dalam kemiskinan.
Artinya, mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan pokok, harus bertahan hidup dengan 1,6 Dolar AS (Rp22.515) per hari.
Sedangkan hampir 390.000 orang, miskin absolut.
Baca Juga: Federasi Jurnalis Internasional Mengutuk Keras Tindakan Zionis Israel
Respect to the Harvard law students who walked out en masse from talk given by Israeli consul 👏🏽👏🏽👏🏽👏🏽 pic.twitter.com/Caas5xM1hU
— MyWorld (@KingYusufYusuff) November 15, 2019
11/13/19
The Israeli ambassador was invited to give a talk at Harvard Law School about the legitimacy of the Israeli settlements in the occupied territories. As he started his talk, all the Harvard Law students got up & left in solidarity with Palestine
RESPECT THIS SO MUCH ✊🏽 pic.twitter.com/ZWZVKeknuU
— StanceGrounded (@_SJPeace_) November 16, 2019
Sementara Dayan, saat mahasiswa membubarkan diri, ia bergumam, “Aku ingat melakukan hal ini saat TK,” tuturnya.