Ngelmu.co – Mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019, Fahri Hamzah, mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, menjadi bos BUMN. Bahkan, ia menyebut BUMN butuh Ahok, karena profesionalisme serta talentanya.
Fahri Hamzah Sebut BUMN Butuh Ahok
“Kalau soal talenta, saya termasuk yang mengatakan, BUMN itu memerlukan saudara Ahok,” tutur politikus Partai Gelora itu, dalam program Aiman Witjaksono, KompasTV, Senin (18/9) malam.
Fahri juga menyebut, Ahok bisa di-tempatkan di perusahaan BUMN, yang banyak dituduh korupsi.
“Karena ada beberapa institusi di BUMN itu, yang memerlukan orang keras, orang tegas,” sambungnya.
Namun, Fahri meminta, agar pemerintah menyampaikan posisi hukum Ahok secara jelas.
Jika memang secara Undang-Undang, Ahok diperbolehkan untuk menjabat di BUMN, Fahri meminta, pemerintah terbuka dan membela keputusan memilih Ahok.
Menteri BUMN hingga presiden pun, kata Fahri, harus siap menerima risiko berupa kritik dari pihak yang tidak sepakat dengan dipilihnya Ahok.
“Risiko politiknya akan diterima oleh Presiden dan menteri BUMN. Tidak populer. Dikritik orang, itu memang risiko hari-hari politisi,” ujarnya.
Siap Bela Ahok
Ia menegaskan, akan ikut mendukung Ahok, jika secara peraturan memang bisa menjabat di perusahaan pelat merah itu.
“Kalau itu (posisi hukum) clear, bela-lah sudara Basuki dengan terbuka. Saya akan bela, jika itu tidak ada kesalahan,” kata Fahri.
“Harus fair dong. Semua orang di republik ini berhak mendapatkan hak-haknya. Gak boleh orang selama-lamanya kita siksa,” imbuhnya tegas.
Akan kah bergabungnya Ahok di BUMN, membuka borok-borok korupsi?
“Saya ingin melihat itu dilakukan. Karena itu, masukkan Ahok ke tempat yang paling banyak dituduh korupsi,” jawabnya.
“PLN, Pertamina. Masukin ke situ. Apa pun (jabatan direksi atau komisaris), kita ingin lihat keberaniannya di situ,” lanjut Fahri.
Sebelumnya, kabar Ahok akan jadi bos BUMN, menimbulkan polemik di masyarakat.
Sebab, meski ada yang mendukung, tetap tak sedikit yang menolak.
Mereka yang mengaku kontra, mempermasalahkan status Ahok, sebagai mantan narapidana.
Beberapa menyinggung gaya komunikasi Ahok, yang sebelumnya dikenal meledak-ledak.
Seperti sikap dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), yang menolak Ahok untuk mengisi jabatan direktur utama.
Hal ini disampaikan oleh Presiden FSPPB, Arie Gumilar.
Ia mengatakan, sosok pengisi jabatan Direktur Utama Pertamina, lebih baik dari kalangan internal perusahaan.
Kriteria sosok yang diinginkan serikat pekerja, kata Arie, adalah yang paham bisnis Pertamina dari hulu sampai hilir.
“Juga memiliki komitmen untuk menegakkan kedaulatan energi Indonesia, sesuai amanat UUD 45 Pasal 33,” jelasnya.
Baca Juga: Ahok Bakal Jadi Bos BUMN, PA 212 Pertanyakan Rekam Jejak
Sementara Ahok mengungkapkan, ada tiga BUMN yang kemungkinan ia masuki, yakni antara Pertamina, PLN, atau Krakatau Steel.
“Kemarin dia (Erick Thohir) ngomong yang paling besar dan yang paling rumit untuk kepentingan orang banyak adalah Pertamina dan PLN, ada Krakatau Steel juga,” kata Ahok.
“Tapi saya enggak tau, nanti tanya Pak Erick saja ya. Belum pasti juga ‘kan, masih dipelajari,” pungkasnya, usai menghadiri acara di sekolah Ipeka Puri Indah, Jakarta Barat, Jumat (15/11).