Ngelmu.co – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah menawarkan Pulau Mori yang terletak di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, usai Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA), Mohamed Bin Zayed (MbZ) menyatakan ingin berinvestasi.
Awalnya, kata Luhut, Mohamed meminta dicarikan pulau dengan udara dingin dan pantai yang indah, untuknya berinvestasi di bidang pariwisata, di Indonesia.
Hal itu disampaikan, saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke UEA.
Tawarkan Pulau Mori
MbZ yang menyambut hangat kedatangan Jokowi di Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi, Ahad (12/1) kemarin, lanjut membicarakan beberapa kerja sama.
“Tadi misalnya Crown Prince minta dicarikan satu pulau yang udaranya agak dingin, pantainya bagus, dia betul-betul mau investasi di situ, tadi kita tawarkan Tanah Mori,” kata Luhut.
“Untuk masuk ke arah itu, nanti persiapan,” sambungnya, seperti dilansir Antara, Senin (13/1).
Tanah atau Pulau Mori merupakan wilayah yang masih sangat alami, maka Luhut menilai, lokasi itu sesuai dengan keinginan MbZ, untuk berinvestasi di bidang pariwisata.
Ia pun mengaku, dalam waktu dekat, akan menindaklanjuti pembicaraan itu, dengan persiapan menjadikan wilayah tersebut ramah bagi investasi, termasuk untuk UEA.
Lebih lanjut Luhut mengatakan, MbZ mengaku ingin banyak terlibat dalam berbagai macam investasi di Tanah Air.
UEA juga mendorong Indonesia dari perspektif investasi, untuk melakukan pembahasan intensif, dalam rangka pembentukan Indonesia Sovereign Wealth Fund (SWF) atau dana abadi.
Presiden Jokowi yang mengapresiasi saran UEA, disebut Luhut akan menindaklanjutinya.
Selain Luhut, sejumlah menteri lainnya juga mendampingi Jokowi, dalam kunjungannya ke UEA, salah satunya Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Baca Juga: Sebut Uang Perjalanan Dinas Kurang, Luhut: Enak karena Bayar Sendiri
Sementara Jokowi, melalui akun Instagram resmi, @jokowi, membeberkan jika dirinya telah menandatangani lima perjanjian kerja sama antarpemerintah.
Mulai dari bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, hingga penanggulangan terorisme.
Selain itu, ada pula 11 perjanjian bisnis di bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.
“Perkiraan nilai investasi dalam perjanjian ini sebesar US$ 22.89 miliar atau sekitar 314,9 triliun rupiah,” jelas Jokowi.
“Saya juga menyampaikan bahwa Indonesia ingin menjadikan UEA sebagai mitra dalam pendidikan Islam yang modern, moderat, dan penuh toleran,” pungkasnya.