Ngelmu.co – Beredarnya video pembacaan puisi paskah oleh tiga anak laki-laki berpeci, dan tiga anak perempuan berjilbab, pada Jumat (15/4) lalu, mendapat sorotan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dengan tegas, Wakil Ketua Umum MUI, KH Muhyiddin Junaidi, menyampaikan jika oknum di balik video berdurasi 2 menit 51 detik itu, harus di-telusuri.
“Harus ada penyelidikan secara menyeluruh, agar dapat diketahui aktor utama di balik itu semua,” tuturnya, seperti dilansir Republika, Kamis (16/4).
Menilai video pembacaan puisi itu mengganggu hubungan lintas agama, maka Muhyiddin, menyampaikan jika harus ada sanksi tegas untuk dalang di balik peristiwa ini.
“Sanksi tegas perlu ditujukan kepada pihak yang dengan sengaja memanfaatkan momen berharga tersebut, untuk mencari keuntungan bagi kelompok tertentu, tanpa memikirkan dampak yang timbul akibat perbuatannya,” kata Muhyiddin.
Baca Juga: Usulkan MUI Beri Fatwa Tiadakan Puasa, Penulis Buku Man Called Ahok Diserang Warganet
Sebelumnya, beredar hoaks, bahwa stasiun televisi negara TVRI, memutar video ‘Puisi Paskah’ itu, saat jeda program ‘Belajar dari Rumah’.
Namun, Manajemen TVRI langsung membantah. Pihaknya mengatakan, penayangan video tersebut tidak pernah ada.
Meski demikian, bantahan itu tetap tak menyurutkan polemik.
Pasalnya, Puisi Paskah yang berasal dari rangkaian cuitan Ulil Abshar Abdalla, tujuh tahun lalu—kemudian di-satukan oleh warganet—kembali beredar, usai diunggah oleh warganet di kanal YouTube pribadinya, Ahad (12/4).
Unggahan itu pun tak lepas dari beragam komentar publik, di mana sebagian besar di antaranya menilai, hal ini sebagai toleransi yang kebablasan.
Rich Key19: “Makin ke sini makin prihatin. Pengikisan akidah, oleh semboyan toleransi, yang mengajarkan seperti ini go-bl*k, karena tidak ada memori yang bervirus apabila tidak di-isi virus.
Jangan gunakan logo toleransi, kalau kalian tidak paham toleransi dari segi Islam, dan malah memaksakan kehendak kalian, terus di mana segi toleransinya? Kecewa sumpah.”
Umi Fadilah: Serem ini puisi, kasian anak-anak yang belum paham akan agama, yang membacakan buah karya orang sesat, sedih saya lihatnya, salah kaprah sudah. Na’uzubillahiminzalik.
Harrz EVIC: Semua agama dianggap sama? Berlogika-lah dengan sederhana! Yang mengajarkan itu go~bl*k.
Baca Juga: Video Luna Maya Tentang Covid-19 Menuai Protes dari Para Dokter
Di sisi lain, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memastikan jika pihaknya tak pernah memproduksi video tersebut.
PBNU juga mengaku, belum mengetahui siapa dalang di balik produksi video yang menampilkan anak-anak mengenakan peci hitam berlogo NU.
Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Sekretaris PBNU, H Andi Najmi Fuadi, jika struktural NU di semua tingkatan, tidak pernah memproduksi video tersebut.
“Pertama, kepada warga NU, saya ingin menyampaikan, saya pastikan itu tidak diproduksi oleh struktural NU di semua tingkatan. Kedua, harus menaggapi dengan suasana dingin. Kemudian saya juga pastikan itu jauh dari keinginan NU untuk membuat konten video seperti itu,” kata Andi, Rabu (15/4).
Penggunaan simbol NU, tidak selayaknya dilakukan untuk melakukan peran video kategori film. Itu tidak boleh sembarangan, ada aturan mainnya ketika menggunakan simbol NU. Kami belum bisa menemukan siapa yang bisa bertanggung jawab video anak kecil itu,” pungkasnya.