Ngelmu.co – “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla,” (HR. Muslim).
“Tidaklah Allah Ta’ala menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah Ta’ala juga menurunkan obatnya,” (HR. Bukhari).
Izinkan kali ini, kami membahas perihal wabah COVID-19, yang masih ‘hidup’ di berbagai belahan dunia.
Ada satu hal yang membuat virus Corona, menjadi sama dengan penyakit-penyakit lainnya, yakni keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai penyembuh.
Pasien positif COVID-19, memang dirawat oleh perawat, dokter, tim medis. Mungkin, di tengah perawatan, sesama manusia pun menolongnya.
Entah membantu kondisi ekonomi keluarga yang untuk sementara tak bisa terpenuhi, karena sosok bertanggung jawab jatuh sakit.
Mengerjakan pekerjaan pasien yang selama beberapa waktu tak bisa dijalankan karena keadaan, atau pertolongan-pertolongan lainnya.
Namun, pada akhirnya, kita harus sadar, jika satu-satunya pemutus, sembuh atau tidaknya seseorang dari sakit, adalah Allah.
Pemikiran ini bukan berarti membenarkan kita tak berterima kasih kepada sesama manusia, terutama para petugas medis.
Tetapi agar kita senantiasa sadar, jika penyelamat dan penolong manusia, bukanlah manusia lainnya. Melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Meski demikian, ketika kita sakit, kita tetap perlu berikhtiar untuk mendapatkan kesembuhan.
Memeriksakan diri ke dokter, mengonsumsi obat, memperbanyak istirahat, atau dengan cara lainnya.
Namun, kita harus senantiasa mengingat, sesungguhnya yang menakdirkan kita memeluk kesembuhan adalah Allah.
Sebab, Allah juga yang menyediakan obat. Jika Allah tak menciptakan, tak akan pernah ada para petugas medis di dunia ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku,” (QS. Asy-Syu’ara’: 80).
Baca Juga: Menitikkan Air Mata, Syekh Ali Jaber Percaya Allah Angkat Musibah Jika Semua Tulus Berdoa
Semoga ketika diberi sakit, kita termasuk orang yang senantiasa berdoa kepada Allah, dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
Berikhtiar, sembari terus menguatkan hati, meyakini, jika hanya Allah, yang mampu memberi kesembuhan.
Para petugas media adalah ‘penerus’. Kesembuhan, semata-mata datang atas ridho Allah.
Seseorang yang berikhtiar mendapat kesembuhan, insya Allah, mendapat amal sholeh, sebanding dengan keyakinannya atas kekuasaan Allah.
Semakin kita berikhtiar dengan penuh keyakinan kepada Allah, sabar, tawakal, maka insya Allah, semakin dekat pula dengan akhir yang indah.
Tetap bersyukur di tengah sakit, sebab insya Allah, akan menjadi penggugur dosa, karena kesabaran serta ikhtiar kita dalam memperoleh kesembuhan.
Kepada para petugas medis, terima kasih sudah berjuang. Kepada keluarga, kerabat, dan semua pihak yang menolong, terima kasih telah ada di masa sulit.
Kepada Allah ‘Azza wa Jalla, terima kasih untuk setiap jalan hidup yang Kau beri. Bimbing kami untuk senantiasa mengimani-Mu.
Terakhir, semoga semua yang sedang diuji dengan sakit, termasuk para pasien COVID-19, segera diberi kesembuhan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tetap kuat dan berbaik sangka kepada Allah. Aamiin allahumma aamiin.