Ngelmu.co – Banyak pihak yang mengaku siap ‘pasang badan’ untuk komika, Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra (Bintang Emon), usai yang bersangkutan—berani—mengomentari tuntutan hukuman pidana satu tahun penjara, kepada dua polisi penyiram air keras terhadap Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan.
Pada Jumat (12/6) lalu, melalui media sosial Twitter dan Instagram pribadinya, @bintangemon, mengunggah video berdurasi 1 menit 43 detik.
Ia melayangkan kritik pedas, terkait alasan jaksa, hanya menuntut satu tahun penjara kepada dua pelaku penyiraman air keras kepada Novel.
“Katanya gak sengaja, tapi kok bisa sih kena muka, hah? Pan kita tinggal di bumi, gravitasi pasti ke bawah, nyirem badan, gak mungkin meleset ke muka.
Kecuali, Pak Novel Baswedan, emang jalannya handstand, bisa lo protes, ‘Pak Hakim, saya niatnya nyirem badan, cuma gegara dia jalannya betingkah jadi kena muka’. Bisa. Masuk akal.
Sekarang tinggal kita cek, yang kagak normal cara jalannya Pak Novel Baswedan, atau hukuman buat kasusnye.
Katanya cuma buat ngasih pelajaran… Bos, lo kalo mau ngasih pelajaran, Pak Novel Baswedan, jalan lo pepet, lo bisikin, ‘Eh, tau gak, kita punya grup yang gak ada lo-nya, lho’. Pegi.
Pasti insecure tuh, ‘Ih, salah gue apa ya?’. Introspeksi Pak Novel, pelajaran jatohnya. Nah, aer keras dari namanya juga keras. Kekerasan. Gak mungkin keaeran.
Katanya kagak sengaja, tapi niat bangun Subuh. Eh, asal lo tau, Subuh tu waktu sholat yang godaan setannya paling kuat.
Banyak yang kagak bangun Subuh, tuh sering tuh. Gua, temen-temen gua, banyak yang kelewat. Tapi ini ada yang bangun Subuh, bukan buat sholat Subuh.
Buat nyirem aer keras ke orang yang baru pulang sholat Subuh. Jahat gak? Jahat! Siapa yang diuntungin? Setan. Jadi ada pembenaran, ‘Tuh kan bener kata gue, mending tidur aja, sekalinya melek nyelakain orang kan lo’.
Hah? Ngerasa bener setan gara-gara lo. Respect setan ama lo tuh. Iiss… mantep lah! Lho, kok ada tukang bakso?”
View this post on Instagram
Unggahan tersebut dikomentari berbagai pihak, mulai dari Selebgram Dwi Handayani Syah Putri, hingga Ustaz Hanan Attaki dan Ustaz Felix Siauw.
@dwihandaanda: Bersuara lewat candaan, suka bgt nih!
@hifdzikhoir: Rispeeeekkkk Bintang, always rispek.
@anggasasongko: Respect!
@hanan_attaki: Respect! Thx bro udah ngajarin kita tentang logika keadilan.
@felixsiauw: Dari awal sampe akhir ngakak.
Begitupun dengan penyanyi Vidi Aldiano dan Anji.
@vidialdiano: Wihi keren lo Pak, berani speakup ginian. Respect.
@duniamanji: Respect. Mulai speak up hal-hal seru.
Sementara di media sosial Twitter, Penulis Fiersa Besari, mengaku siap pasang badan untuk Bintang.
“Mantap. Kalau ada apa-apa ama lu, tenang aja, gue pasang badan, Tang,” tulis @FiersaBesari, Jumat (12/6) lalu.
Wiji Thukul pernah berkata, “Apabila usul ditolak tanpa ditimbang; suara dibungkam; kritik dilarang tanpa alasan; dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: Lawan!” Melawak adalah cara melawan
.
Bintang Emon orang baik. Jangan sampai kena hal enggak baik pic.twitter.com/ZNWiJqRR7x— Fiersa Besari (@FiersaBesari) June 15, 2020
Lebih lanjut dikutip Ngelmu, Senin (15/6), Bintang, menyampaikan jika sudah ada pihak yang mulai ‘mengganggunya’.
“Ahahahay udah mulai ada yang bandel ke email kerjaan, akun kakak, akun manager,” tulis @bintangemon, sebelum mengunci akun Twitter-nya.
Nama Bintang Emon, juga menjadi salah satu trending di Twitter, setelah terungkap jika para buzzer, menyerangnya dengan tudingan.
Namun, sesama komika, Pandji Pragiwaksono, menyampaikan komentarnya, “Sekarang Indonesia tau, Bintang Emon melakukan hal yang benar, karena fitnah oleh organisator akun-akun ini mengungkap bahwa mereka ada di posisi yang salah.”
Demikian tulis @pandji, sembari melampirkan tiga potret tangkapan layar, yang berisi fitnah, seolah Bintang, mengaku sebagai pengguna narkoba jenis sabu.
Sekarang Indonesia tau Bintang Emon melakukan hal yg benar karena fitnah oleh organisator akun2 ini mengungkap bhw mereka ada di posisi yg salah. pic.twitter.com/JGb11JRseG
— Pandji Pragiwaksono (@pandji) June 15, 2020
Membaca hal tersebut, warganet pun turut menyampaikan keresahannya:
@FarasDianda: Gw mulai percaya, buzzerRP, megang peran penting di sosmed. PLN diprotes, banyak orang tiba-tiba akun-akun “joined since 2020” sahut-sahutan nebar hashtag. Sekarang ada komika ngutarain keresahannya (dan keresahan banyak orang) langsung diserang buzzer jugak. Malaikat lembur nyatat dosa lo hei buzzerRP.
@rzknmzk: Sekarang nyari kebenaran itu ga susah, kalo buzzerRp lagi naikin apa, kita tinggal liat opposite-nya aja.
@uyiihere: Khawatir banget sama Bang Bintang, emang ternyata bener ya pemerintah sejahat itu sama raktatnya. Katanya dari rakyat untuk rakyat, tapi yang terjadi malah dari rakyat untuk pemerintah. Pahlawan menangis melihat kinerja pemerintahan zaman sekarang.
@HandJor: Semoga kejadian gini bisa bikin sadar warga Twitter yang dulu ga peduli sama politik, jadi aware kalo politik yang salah itu, juga bisa bikin hidup gak tenang. BuzzeRp bukan manusia, se-Bangs*t itu mereka fitnah banyak orang dari dulu, dan sehari-hari mereka makan dan hidup dari situ.
Terlepas dari itu, Novel Baswedan, pun berterima kasih kepada semua pihak, termasuk Bintang Emon, yang mendukung dirinya, sebagai korban penyiraman air keras, pada 2017 lalu.
“Saya mengucapkan terima kasih. Jelas, semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada saya, terkait perkara di mana saya menjadi korban penyerangan air keras. Saya tegaskan kembali, sejak awal saya sudah maafkan pelaku, siapapun pelakunya,” kata Novel.
Ia yakin, jika peristiwa penyiraman air keras yang terjadi adlaah takdir.
Namun, Novel, tetap berharap pengungkapan kasus, seharusnya berjalan dengan benar, agar peristiwa serupa tak lagi terulang.
“Saya sudah menerima apa pun yang terjadi pada diri saya, karena saya yakin itu takdir dari Allah. Tetapi penegakan hukum harus berjalan dengan benar, dan penegakan hukum yang benar, transparan, dan objektif adalah kepentingan semua orang dan merupakan kebutuhan dasar,” tuturnya.
“Oleh karena itu, setiap proses penegakan hukum yang tidak jujur, janggal, dan jauh dari rasa keadilan harus dilawan. Semoga ke depan kita dapati potret wajah hukum Indonesia yang baik,” pungkas Novel.