Zainab Merchant, Muslimah yang Diperlakukan Rasis oleh Petugas Bandara AS

Zainab Merchant Rasis Bandara AS

Ngelmu.co – Zainab Merchant adalah Muslimah yang diperlakukan rasis oleh petugas bandara Amerika Serikat (AS), selama bertahun-tahun. Wanita yang berprofesi sebagai penulis itu, ditahan serta di-interogasi tiap kali keluar masuk AS. Bahkan, apa yang dilakukan oleh petugas bandara, sudah masuk ke dalam kategori ‘pelecehan’.

“Anda tidak akan pernah bisa membayangkan trauma, ketika petugas menahan, menarik, atau membawa Anda ke ruangan gelap,” tulis Zainab, di akun Instagram-nya, @zainabrights, seperti dikutip Ngelmu, Selasa (23/6).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ZainabRights (@zainabrights) on

Kembali diperbincangkan banyak pihak, Zainab, pun membeberkan kisahnya lebih lanjut, sebagaimana dilansir aclu.org.

Pada September 2016 lalu, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS, menahan Zainab, suami, dan bayi mereka—berusia enam bulan—selama enam jam, di perbatasan AS-Kanada.

Mereka ditahan di ruang dingin, tanpa diberi makanan. Perlakuan kejam ini diterimanya, kadang lengkap dengan pertanyaan petugas CBP, soal agama Zainab

Zainab, mengaku trauma atas perlakuan rasialisme yang diterimanya. Ia selalu gelisah, tiap kali harus menghadapi pemeriksaan di bandara, karena sebegitu mengganggu dan memalukannya.

Hingga akhirnya, American Civil Liberties Union (ACLU), pada Agustus 2018, mengajukan pengaduan resmi kepada Departemen Keamanan Dalam Negeri atas nama Zainab. Mereka menantang pelecehan ini.

“Saya menghargai semua yang telah bersimpati atas kasus pelecehan yang saya alami di bandara,” kata Zainab.

“Faktanya, Muslimah dengan warna kulit tertentu, lebih dilecehkan dari siapapun di bandara,” sambungnya.

Zainab yang membawa kasus ini ke jalur hukum, telah memenangkan gugatan, dan mendapat perlindungan, “Mereka juga berhenti mengganggu saya di bandara,” tuturnya.

Namun, ia mengaku tak akan berhenti memperjuangkan keadilan untuk para Muslim, serta pihak lain yang mendapatkan perlakukan rasialisme.

Zainab mengaku sakit, tiap kali memikirkan nasib Muslimah lainnya atau bahkan orang tak mampu, jika harus mengalami perlakuan tak adil itu.

“Saya tidak akan bahagia, sampai semua orang diperlakukan dengan hormat di bandara,” ujarnya.

“Saya tahu pentingnya keamanan, tapi saya juga tidak bodoh. Melabelkan seseorang berdasarkan agama atau budaya adalah pelecehan, dan harus dilawan,” imbuhnya.

Mendapati kisah ini, para pengguna media sosial lainnya pun berkomentar.

Tak sedikit yang mengaku, mengalami hal serupa seperti apa yang diterima Zainab.

Salah satunya disampaikan oleh @twigsandwigs, “Saya tahu persis apa yang Anda maksud. Selama bertahun-tahun, saya telah (terang-terangan) mendapatkan perlakuan rasialisme di bandara,” tulisnya.

“Saya dan adik, diminta keluar barisan—penumpang pesawat Air Canada—di bandara, Jerman, bahkan sebelum kami mendapat tiket untuk melewati keamanan,” lanjut Mina Em.

“Tepat di barisan itu, kami disuruh membuka koper dan kamera, dibawa untuk menguji residu bahan peledak,” imbuhnya.

Sampai berita ini ditulis, Zainab, masih terus menyuarakan perjuangannya. Sebab, ia berharap seluruh pihak bisa mendapat keadilan, tanpa terkecuali.