Ngelmu.co – PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Gibran Rakabuming, yang tak lain merupakan putra pertema Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wali kota Solo, Jawa Tengah.
Menurut pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, Gibran yang dicalonkan bersama Teguh Prakosa ini, berpotensi melawan kotak kosong saat pilkada kota Solo 2020 mendatang.
“Peluang dan kans Gibran-Teguh untuk menang sangat tinggi. Dan bahkan mungkin saja Gibran-Teguh akan lawan kotak kosong,” kata Ujang seperti yang Ngelmu kutip dari Kompas.com.
Terlebih, sejak Pemilu pada tahun 1999, PDIP konsisten menduduki posisi pertama. Perolehan suaranya pun terus meningkat setiap Pemilu.
Terkhair, di Pemilu 2019 lalu, PDIP berhasil menduduki 30 dari 45 kursi DPRD Solo. Sedangkan, partai lain harus rela berbagi 15 kursi yang disisakan PDIP.
Lima kursi untuk PKS, satu kursi untuk PSI, kemudian masing-masing tiga kursi untuk Gerindra, PAN, dan Golkar.
Dengan konstelasi politik tersebut, Ujang menilai, sulit bagi partai lain untuk mengusung calonnya sendiri. Terlebih, partai pengusung disyaratkan menguasai minimal 9 kursi di DPRD.
“Apalagi partai-partai lain juga mulai merapat dan mendukung Gibran,” kata Ujang.
Sesuai dengan aturan dari KPU, jika hanya terdapat calon tunggal, maka calon tersebut nantinya akan bertarung dengan kotak kosong, alias tidak ada lawan.
Melihat hal tersebut, Ujang meyakini bahwa pasangan Gibran-Teguh untuk melawan kotak kosong ini kemungikan besar akan terjadi.
“Atau ada lawan, tapi cuma boneka. Diumunculkan hanya untuk meramaikan,” kata dia.
Baca Juga: Gibran Kunjungi Mega, Bakal Calon Walkot Solo Tidak Merasa Didahului
Ujang menilai sulit untuk memunculkan calon yang memang nekat ingin melawan Gibran-Teguh.
Sebab, selain menguasai mayoritas kursi parlemen lokal, Gibran juga merupakan putra Presiden Joko Widodo yang dua periode menjadi wali kota Solo.
“Gibran itu dipersiapkan untuk maju Cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga Presiden,” kata dia.