Ngelmu.co – Ustaz Fatih Karim, menyampaikan kajian tentang surat yang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kirim kepada bangsa Persia dan Romawi. Bagaimana hebatnya Islam. Kejayaannya di Madinah; negara yang jauh lebih kecil, mampu menaklukkan kedua bangsa besar tersebut.
“Dulu ada negara keren, namanya apa? Persia,” kata Ustaz Fatih, seperti dikutip Ngelmu, dari kanal YouTube Cinta Quran TV, Sabtu (8/8).
“Persia itu wilayahnya dari mulai India, masuk kemudian sebagian Afrika, daerah Jazirah-Arab sebagian, sampai perbatasan Romawi.”
Kekuasaan Persia; yang memiliki luas wilayah 7,4 juta kilometer, berlangsung sekitar 1.201 tahun.
“Dua belas abad Persia, memimpin dunia.”
Pada zaman belum ada lift pun helikopter, Persia, bisa membangun gedung-gedung tinggi menjulang.
“Bahkan Persia, punya militer, tentara yang tidak pernah kalah perang.”
Penduduk Persia bukan beragama Kristen pun Yahudi, melainkan Majusi; pemuja api.
“Pada saat Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lahir, api-api di kerajaan Majusi, mendadak mati semua.”
Persia terkejut dan bertanya-tanya atas padamnya api.
Bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di Makkah al-Mukarramah.
Menjadi negara adidaya di zamannya, Persia, dipimpin oleh Raja Kaisar Kisra. Teknologi, bangunan, dan militer mereka hebat.
Jika ditanya siapa tandingan Persia, jawabannya adalah Romawi—meski tak sebesar Persia—dengan luas 5 juta kilometer; sekitar 2-3 kali lipat dari Indonesia.
Meski Persia lebih luas, tetapi Romawi, berkuasa lebih lama; 1.480 tahun.
“Empat belas abad memimpin dunia. Agamanya (Romawi) adalah Nasrani, memiliki banyak kaisar, salah satunya Heraklius.”
Romawi bukan hanya mampu membangun gedung-gedung tinggi, tapi juga koloseum.
Dalam Al-Qur’an pun terdapat surah Ar-Rum yang artinya bangsa Romawi.
“Romawi itu hebat luar biasa. Maka saat Persia dan Romawi mau perang, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, hijrah dari Makkah ke Madinah.”
Baca Juga: Mengapa Keharuman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Ditertawakan?
Ketika hijrah dari Makkah ke Madinah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, membangun negara; di Madinah.
“Begitu berdiri negara di Madinah, terdengar kabar, bahwa Persia akan perang melawan Romawi.”
Para sahabat pun bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, siapa yang akan menang jika Persia dan Romawi benar-benar perang.
“Turunlah Qur’an Surah Ar-Rum, Allah katakan, ‘Telah dikalahkan bangsa Romawi’, dan kemudian setelah itu kata Al-Qur’an, Persia akan dikalahkan oleh Romawi.”
Kebenaran yang tertulis di Al-Qur’an, tak jarang membuat orang memutuskan untuk menjadi mualaf.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, pun meminta kepada Ali bin Abi Thalib, untuk menuliskan surat kepada Kaisar Persia dan Kaisar Romawi.
“Apa isi suratnya? ‘Aslim Taslam ya Kisra… masuk Islam engkau wahai Kisra, kalau tidak engkau akan menanggung dosa rakyatmu’.”
Surat itu pun dikirim kepada Kaisar Kisra, yang saat itu kalah perang dari Romawi; negaranya hancur, ekonominya bangkrut.
“Coba bayangkan, negara yang kalah perang, dikirim surat, suruh masuk Islam, bagaimana reaksinya? Surat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dirobek-robek.”
Surat yang sampai hari ini masih tersimpan di Istana Topkapı, Istanbul, Turki.
“Bukan cuma suratnya yang dirobek, utusan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kepalanya dipenggal hingga putus.”
“Kepalanya diambil, suratnya diambil, disuruh pulang ke Madinah. Begitu sampai di Madinah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, membaca itu cuma tersenyum dan mengatakan, ‘Tunggu suatu saat nanti, Persia, akan Allah robek-robek.”
“Sepuluh tahun sejak Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mengatakan hal tersebut, seluruh wilayah Persia, masuk Islam.”
Madinah yang merupakan negara kecil, mampu mengalahkan negara besar; Persia.
Saat itu pasukan dipimpin oleh seorang anak muda, Sa’ad bin Abi Waqqas.
“Romawi berhasil mengalahkan Persia. Persia kalah dengan Madinah. Berarti, sebenarnya Madinah lebih hebat dari Romawi.”
Surat kedua, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, meminta kepada para sahabat untuk segera mengirimnya ke Romawi.
“Aslim Taslam ya Heraklius… masuk Islam engkau wahai Heraklius, kalau tidak engkau akan menanggung dosa rakyatmu.”
Berbeda dengan Kisra, Heraklius, tidak merobek surat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena ia merupakan seorang Nasrani.
“Begitu dia baca suratnya, dia bilang, ‘Wahai para pendeta, sini kumpul semua. Coba baca surat ini dari Madinah, namanya Ahmad Muhammad, bukankah ini ada dalam kita suci kita? bukankah ini Nabi baru? Tolong para pendeta, bawa beliau ke sini, aku akan cuci kakinya, aku akan menyiumnya, dan kemudian aku akan pindah agama, aku rindu kepadanya’.”
Tetapi pendetanya justru menjawab, “Jangan wahai Kaisar, kita negara hebat, baru menang perang melawan Persia, masa kita kalah sama Madinah? Apa kata dunia?”
Para pendeta pun meminta agar Kaisar mengirimkan pasukan perang, untuk menguji sehebat apa sebenarnya Madinah.
“Terjadilah perang di perbatasan yang biru itu, antara pasukan Islam, dengan pasukan Romawi.”
Saat itu Romawi, mengirim 450 ribu pasukan, sedangkan pasukan Islam, hanya 24 ribu.
Jika dilihat dari jumlah pasukan elite, serta militernya yang kuat, seharusnya Romawi yang jadi pemenang.
“Tapi ternyata hancur berkeping-keping pasukan Romawi di tangan kaum Muslimin; di bawah pimpinan seorang mualaf, Khalid bin Walid-Saifullah [pedang Allah].”
Persia dan Romawi, dikalahkan oleh Madinah. Allahu Akbar.