Ngelmu.co – Warganet menanyakan maksud dari pernyataan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, yang menyebut ‘masih ada 3.500 dokter internship [magang]’, saat konferensi pers secara daring, di kanal YouTube Sekretariat Presiden, seperti dikutip Ngelmu, Senin (14/9) kemarin.
Pada kesempatan itu, Terawan, merinci kesediaan dokter dan tenaga medis untuk membantu menangani pandemi COVID-19.
Menurutnya, jika diperlukan tenaga tambahan, masih ada 3.500 dokter magang di Indonesia.
“Masih ada 3.500 dokter internship, masih ada 800 tenaga nusantara sehat, dan di samping itu, ada tenaga relawan, 685 (orang),” jelas Terawan.
Maksud dari pernyataan itu yang kemudian dipertanyakan oleh sebagian besar warganet.
“Kata ‘masih ada’ ini berkonotasi seolah-olah harga jiwa manusia tidak lagi menjadi prioritas utama, dan dianggap biasa, sebab berorientasi untuk memulihkan semesta,” kata @fajrnrrr.
“Maksudnya ‘masih ada’ apaan? Lu kata stock,” tanya @Elfry_Zy.
“Idup di indon emang ga ada harganya nyawa manusia,” saut @nanduto.
“Kata ‘masih ada’ ini kayak gimana gitu ya kesannya?” kritik @revolutia.
“Seriusan nih ngomong ‘masih ada’?” tanya @naginaraa heran.
“Ga gini juga caranya, Pak,” kata @abintangpratama.
“Kirain lama ga keliatan tuh bertapa, riset banyak, cari solusi mutakhir. Muncul-muncul ngomong seenak jidat gini. Hadeh,” ujar @mraihaniqbal, kecewa.
“Iya, Pak, penduduk Indonesia, juga masih ada ratusan juta,” sindir @jacknugraha.
Ada pula yang menyemangati Ikatan Dokter Indonesia (IDI), usai mengetahui pernyataan Terawan.
“Sehat-sehat, diberi selamat dan tak patah semangat buat semua yang berjuang. Sepahit apa pun kondisinya, @PBIDI,” tulis @berkatkata.
Baca Juga: Dokter Florida AS Sebut Teknik ‘Proning’ Selamatkan Nyawa Pasien Corona
Sebelumnya, pada kesempatan itu, Terawan merinci, jika jumlah 3.500 tadi, termasuk untuk dokter spesialis paru, anastesi, spesialis penyakit dalam.
“Juga tenaga kesehatan lain seperti perawat, dokter umum, yang siap disebarkan, siap untuk membantu, bila ada penambahan tenaga yang dibutuhkan,” kata Terawan.
Sementara untuk total relawan, tenaga kesehatan nusantara sehat, dan internship, yang sudah di-tempatkan sebanyak, 16.286 orang.
Jumlah tersebut, kata Terawan, sudah tersebar di RS COVID-19 dan laboratorium sarana kesehatan.
Diketahui, jumlah dokter meninggal selama masa pandemi terus bertambah.
Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indoensia (IDI), mencatat sebanyak 115 dokter meninggal, per 13 September lalu.
Jumlah itu terdiri dari 60 dokter umum, 53 dokter spesialis, dan dua dokter residen.
Ini bukan masalah sepele, karena selain nyawa ‘pahlawan’ melayang, hampir 300 ribu rakyat Indonesia, terancam kehilangan pelayanan dokter.
Sebagaimana disampaikan Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, dr Adib Khumaidi.
Ia merinci, Indonesia, hanya memiliki empat dokter yang melayani 10 ribu penduduk.
Jumlah itu menjadi yang terendah kedua di Asia Tenggara. Rasio dokter spesialis di Tanah Air, juga rendah, yakni hanya 0,13 persen per 1.000 penduduk.
“Kematian dokter sebanyak 115 dokter, dengan asumsi 1 dokter melayani 2.500, maka menggambarkan rakyat Indonesia hampir 300 ribu akan kehilangan pelayanan dari dokter,” tutur Adib.
“Begitu juga dengan meninggalnya dokter gigi dan perawat,” sambungnya, seperti dilansir CNN, Senin (14/9).
“Apalagi dengan meninggalnya dokter spesialis yang saat ini masih dirasakan kurang di Indonesia,” lanjutnya lagi.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), juga mencatat 78 perawat, meninggal selama masa pandemi.
Ketua Umum PPNI, Harif Fadilah, mengatakan jumlah itu tersebar di beberapa provinsi, di Indonesia.
“Per data 14 September, ada 78 perawat meninggal, semenjak masa pandemi, Maret,” bebernya, Selasa (15/9).