Ngelmu.co – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM)–kelompok yang disebut Polri sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)–dalam sepekan terakhir, terus melancarkan serangan.
Usai menewaskan empat warga sipil, mereka berdalih sebagai intel aparat keamanan yang menyamar.
Salah satu yang tewas tertembak adalah tokoh agama Kristen, yakni Pendeta Yeremia Zanambani.
Sebelumnya, dua prajurit terbaik Tentara Nasional Indonesia (TNI), pun gugur di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Prajurit Kepala Sahlan, dan Prajurit Satu Dwi Akbar Utomo.
Keduanya tertembak saat melaksanakan tugas di satuan BKO Kodim dan Koramil Hutadipa.
Tak puas sampai di situ, kini, mereka menantang TNI dan Polri, untuk berperang.
Tantangan ini disampaikan oleh Penanggung Jawab Komando Nasional Pimpinan Militer TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekkagak Telenggen.
Pihaknya menyampaikan hal tersebut melalui saluran dan jaringan yang diklaim resmi milik TPNPB-OPM.
“Siap amankan pasukan TNI-POLRI yang bertugas di Papua, tetap balik dengan mayat.”
“Jika saya pesan semua pasukan TNI-POLRI yang ada di Jakarta, kirim ke Papua, Lebih banyak lagi, Kami akan lawan.”
Demikian yang disampaikan Telenggen, dalam siaran TPNPB-OPM, seperti dilansir Viva, Senin (21/9).
Ini bukan pertama kalinya TPNPB-OPM, menyiarkan tantangan perang.
Tantangan perang ini dinilai sengaja mereka dendangkan, demi memanaskan situasi di Papua.
Tujuannya, mencipta kekacauan, tiap kali sidang umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) digelar, guna menarik perhatian dunia.
KKB tak sungkan membantai rakyat sipil, untuk kemudian menjadikannya propaganda, menuduh TNI sebagai pelaku.
Pada 2019 lalu, terjadi hal serupa. Mereka membuat kerusuhan besar di Papua.
Peristiwa itu menjatuhkan cukup banyak korban jiwa. Kali ini, mereka juga diduga berusaha melakukan gerakan kerusuhan serupa.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan jika dua tahun ke depan, menjadi target pemberlakukan revolusi total.
“Karena pemerintah Indonesia, belum penuhi tuntutan bangsa Papua, hak politik penentuan nasib sendiri,” ujarnya, seperti dilansir Jawa Pos.
Pihaknya, juga memberi ultimatum terhadap maskapai penerbangan di Papua.
Di mana jika maskapai tersebut membawa anggota TNI dan Polri ke Papua, mereka siap menyerang.
“Jadi, jangan pernah mau bawa TNI atau Polri,” tegasnya.
Baca Juga: Stafsus Benarkan Menag Fachrul Razi Positif COVID-19
Menanggapi ancaman ini, Kabidhumas Polda Papua, Kombespol AM Kamal, menegaskan bahwa aparat siap meladeni KKB.
Saat ini, pengejaran terhadap KKB, terus dilakukan. Pasukan dikerahkan untuk mencari para pelaku yang telah melukai warga sipil, anggota TNI dan Polri.
Pihaknya juga mengejar pelaku penyerangan ke pesawat, beberapa waktu lalu.
“Kami pasti terus mengejar,” tegas Kamal.
Tim pemburu terdiri atas personel TNI dan Polri, dan akan terus meningkatkan keamanan.
“Untuk mencegah kembali terjadi serangan,” jelas Kamal.
Terlepas dari itu, pihak Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), justru menyampaikan pernyataan berbeda.
Pihaknya menduga, pendeta Yeremia, tewas karena tertembak aparat TNI, Sabtu (19/9) lalu.
Informasi ini, pertama kali diunggah GKII, dalam akun Facebook-nya, @gkiipusat.
Kepala Sekretariat GKII Pusat, Yahya Jahatela, pun telah membenarkan informasi tersebut.
Ia mengatakan, pendeta Yeremia, ditembak saat hendak ke kandang babi.
“Iya, betul. Saat ini kami masih menunggu informasi data tertulis dari wilayah Papua, tapi informasi itu memang benar,” kata Yahya, Senin (21/9).
Usai kejadian itu, lanjutnya, tujuh hingga delapan gereja, kosong. Para jemaat lari ke hutan untuk menyelamatkan diri.
“Para jemaat lari ke hutan karena ketakutan,” kata Yahya.
GKII menganggap, kejadian ini sebagai pukulan berat bagi pelayanan di Intan Jaya.
Mereka berduka atas kehilangan tokoh rohani bagi orang Moni.
Update Doa dari Gereja Kemah Injil Indonesia:
Kami baru saja mendapat informasi dari Bpk Ketua GKII Wilayah 2 Papua…
Posted by GKII Pusat on Sunday, 20 September 2020
Pihaknya, kata Yahya, juga berniat menyurati pemerintah setelah mendapatkan data yang lengkap dari GKII Wilayah Papua.
“Doakan rencana pemakaman besok, dan kiranya aparat dapat bijaksana, berlaku adil dalam menjaga rakyat yang tidak berdosa,” tulis GKII Pusat di akun Facebook, Ahad (20/9) kemarin.
Sebelumnya, Kepala Penerangan Kogabwihan III, Kol Czi IGN Suriastawa, menyatakan jika Pendeta Yeremia, meninggal karena ditembak KKB, di Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Menurutnya, KKB menebar fitnah karena menuduh pasukan TNI, sebagai pelaku penembakan pendeta Yeremia.
“Seperti yang telah saya sampaikan kemarin, mereka sedang mencari momen, menarik perhatian di Sidang Umum PBB, akhir bulan ini,” jelas Suriastawa, Ahad (20/9).
Ia pun mengimbau, agar warga tak mudah terprovokasi berbagai fitnah, khususnya melalui media sosial.
“Jelas sudah setting-an dan rekayasa untuk menghasut masyarakat, sekaligus menyudutkan TNI/Polri, dan pemerintah, menjelang SU (Sidang Umum) PBB,” beber Suriastawa.
Di akhir ia menyampaikan, tewasnya pendeta Yeremia, menambah daftar panjang korban keganasan KKB Papua.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, KKB Papua, beberapa waktu lalu juga menyerang satu warga sipil dan dua prajurit TNI.