Ngelmu.co – Pujian dari Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, kepada pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, Sumatra Utara, yakni Bobby Nasution-Aulia Rahman, mendapat kritik dari publik.
Pujian yang Fahri, sampaikan saat partainya mendeklarasikan dukungan terhadap Bobby-Aulia, di Grand City Hall Medan, Jumat (25/9) lalu, itu justru membuat komentar ‘gak jadi nyoblos’ bermunculan.
Pernyataan itu publik sampaikan lewat kolom komentar, pada unggahan video berdurasi 22 menit 18 detik, yang diunggah di kanal YouTube Fahri Hamzah Official, bertajuk, ‘Fahri Hamzah: Dukung Pemimpin Medan yang Mempersatukan’.
Di awal sambutan, Fahri, melantunkan dua buah pantun, “Beli kentang dikasih pandan, punya hobi wisatamakan, saya datang ke Kota Medan, untuk Bobby dan Aulia Rahman.”
“Pantai indah angin sepoi-sepoi, ombak berkejaran silih berganti, Partai Gelora dukung Bobby-Aulia Rahman, untuk kolaborasi Medan berkah berseri.”
Dikutip Ngelmu, Rabu (30/9), sebagian dari mereka yang menyaksikan video itu pun berkomentar.
“Wkwkwkwk, ga jadi nyoblos Gelora dah kalo gitu,” kata Shortone.
“Maaf, aku harus unsubscribe dan unfollow medsosmu, Mas FH, dan gak jadi gabung Gelora. Wassalam,” saut Bekti Wibowo.
“Padahal kemarin sempat simpatik dengan Partai Gelora, karena sosok bung FH. Ah sudahlah, bakal seperti PBB nyungsepnya,” ujar Tirta Wardana.
“Oh, mungkin karena Partai Gelora, ada kasus yang tersandera, jadi berubah gini. Wkk. Mau ga mau macan jadi kucing,” tulis Parmanto Akbar.
“Waduh, maaf saya unsubscribe. Padahal udah niat mau nyoblos Gelora, untung ada cobaan bernama Pilkada, sehingga kami tau kualitas Gelora itu seperti apa. Hehehe. Maaf yaa Gelora, saya mundur teratur,” akuan inchil ok.
“Wkwkwkwkwk… gw dan keluarga tarik dukungan dari Gelora, dan berusaha menyadarkan kawan-kawan lainnya,” kata Ansari Saleh.
“Jadi gak bergelora lagi gw. Bye Gelora,” ujar nanda gel.
“Kasian orang-orang Gelora yang tadinya bergelora, jadi tidak bergelora,” sambung M Sukri Nawawi.
Baca Juga: Kegarangan Fahri Hamzah soal Dinasti Politik Mendadak Padam
Sebelumnya, dalam sambutannya, Fahri, juga menyebut jika Bobby dan Aulia, seperti tokoh Aang, dalam film Avatar The Last Airbender.
“Begitu melihat pidatonya (Bobby-Aulia) tadi, menurut saya, ini kolaborasi sempurna,” tuturnya.
“Kalau Bapak Ibu, pernah melihat itu ada film namanya Avatar Airbender, itu ada penguasa api, penguasa air, ada penguasa tanah, tapi toh yang menjadi perakit dari kekuatan ini, namanya Aang,” sambung Fahri.
“Anak muda yang kelihatan lemah, dia halus, lembut, baik budi, tapi karena sikap-sikapnya itulah, dia bisa mengolaborasikan seluruh kekuatan besar itu, untuk menghadapi tantangan kita bersama,” lanjutnya lagi.
“Saya ingin, dan saya yakin, dari cara mereka bicara tadi, pasangan ini adalah Aang. Bobby Nasution dan Aulia Rahman, adalah kolaborator bagi Kota Medan,” kata Fahri.
Perjodohan dalam bidang politik, imbuhnya, merupakan hal yang cukup penting, karena akan memengaruhi langkah selanjutnya.
“Supaya juga orang dalam Pilkada ini, perjodohannya itu, enggak apa namanya itu, ‘kawin paksa’,” kata Fahri.
Ia pun berharap, kepada pemimpin Medan, nantinya dapat mencerahkan seluruh anak bangsa.
“Kolaborasi itu, tidak memerlukan orang yang datang dengan simbol relatif, yang hanya bisa bicara, tapi dia tidak bisa merakit kekuatan yang ada,” jelas Fahri.
“Kolaborasi itu adalah kosakata zaman sekarang, zaman yang napas dan jiwanya adalah demokrasi,” sebutnya.
Pada kesempatan itu, Fahri, juga sempat menyinggung keputusan pemerintah yang tak menunda Pilkada.
“Keputusan pemerintah untuk tetap menjalankan Pilkada (pada) 9 Desember yang akan datang, adalah satu keputusan yang sangat bijak.”