Ngelmu.co – Pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron, terus mendapat kecaman dari berbagai pihak, karena yang bersangkutan belum menarik tudingannya terhadap Islam dan Muslim.
Dunia Islam, khususnya, mengecam keras pernyataan Macron, seperti Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan.
Ia, mengatakan, “Orang yang bertanggung jawab di Prancis, telah kehilangan langkahnya, ia menyerang Erdogan, sepanjang waktu. Lihat diri Anda sendiri dulu, dan ke mana Anda melangkah.”
“Kemarin di Kayseri, saya katakan, dalam kasus ini, ia (Macron) harus ‘periksa’,” demikian tutur Erdoğan, mengutip Daily Sabah, Senin (26/10).
Erdoğan, mengatakan Macron, membutuhkan ‘perawatan kesehatan mental’, karena permusuhannya terhadap Islam.
“Apa masalah Macron, dengan Islam dan Muslim? Ia, membutuhkan perawatan kesehatan mental,” ujarnya, dalam rapat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
“Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan umat agama minoritas di negaranya, dengan cara seperti ini?”
“Pertama-tama, ia, membutuhkan pemeriksaan mental,” tegas Erdoğan.
Baca Juga: Presiden Macron ‘Serang’ Islam, Paul Pogba Dikabarkan Mundur dari Timnas Prancis
Atas pernyataan itu, Prancis, pun memanggil duta besar Turki, karena menilai kritik Erdoğan, sangat kasar.
Kantor kepresidenan Prancis, mengatakan pernyataan Erdoğan, ‘yang berlebihan dan kasar, bukan metode’, dan ‘kami tidak menerima penghinaan’.
“Kami menuntut Erdoğan, untuk mengubah kebijakannya yang membahayakan semua aspek.”
Namun, kecaman bukan hanya muncul dari Erdoğan, tetapi juga Imam Besar Mesir al-Azhar, Sheik Ahmad el-Tayeb.
Ia, menilai pernyataan Macron, membawa Islam, ke pertarungan politik.
“Kami tidak menerima simbol atau situs suci kami, menjadi korban tawar-menawar murahan pemilihan umum,” tegas Sheikh Tayeb.
Begitu pun anggota Dewan Kepresidenan Libya, Mohammed Zayed.
Ia, juga mengecam pernyataan Macron, “Status Nabi Muhammad, tidak akan terdampak pada pernyataan keji atau gambar sepele.”
Senada dengan kritik dari Menteri Urusan Agama Yaman, Ahmad Attiya.
Ia, mengajak masyarakat luas untuk memboikot produk-produk yang berasal dari Prancis.
Kelompok Ikhwanul Muslimin Yordania, juga menggambarkan pernyataan Macron, sebagai ‘agresi terhadap negara Islam, dan merupakan kebencian dan rasialisme’.
Kemarahan terhadap Macron, juga muncul dari warga Palestina.
Mereka berkumpul di Gaza, memprotes, hingga ke utara Suriah.
Sejumlah orang berunjuk rasa, memprotes pernyataan Macron, dan republikasi kartun Nabi Muhammad.
Pengunjuk rasa Kota Jarabulus dan Tal Abyad, bahkan sampai membakar foto Macron.
Mereka, membentangkan spanduk yang membela nilai-nilai Islam, seperi penegasan untuk tidak menampilkan gambar Nabi Muhammad.
“Islam agama damai, dan terorisme tidak punya tempat.”
“Prancis adalah sumber dari terorisme, kami tidak akan melupakan pembunuhan 1,5 juta orang Aljazair.”
Tegas kepala dewan Tal Abyad, Wael Hamdu, dalam unjuk rasa tersebut.
Baca Juga: Tudingan Presiden Macron Terhadap Muslim Berujung Pemboikotan Produk Prancis
Terlepas dari itu, tudingan Macron, terhadap Islam dan Muslim, setidaknya berimbas pada pemboikotan produk-produk yang berasal dari negaranya.