Ngelmu.co – Setelah 28 tahun berlalu, akhirnya pastor [Thomas Kottoor] dan biarawati [Sephy] Katolik di India, terbukti telah menghabisi nyawa suster [Abhaya] yang memergoki skandal mereka.
Pengadilan menjatuhi hukuman penjara seumur hidup kepada keduanya, pada Selasa (22/12) lalu.
Kottoor (69) dan Sephy (55), terbukti menghabisi Abhaya (21), pada 1992 silam, dan menghancurkan bukti-bukti yang ada.
Mereka ‘menyerang’, karena Abhaya memergoki keduanya saat sedang terlibat dalam aktivitas seksual.
Polisi setempat, awalnya mengira biarawati muda itu bunuh diri.
Namun, munculnya kecurigaan dari keluarga korban dan sejumlah aktivis, membuat penyelidikan kembali berlanjut.
Jika Sephy, belum secara terbuka mengomentari putusan tersebut, Kottoor, justru bersikeras tidak bersalah.
“Saya tidak melakukan kesalahan. Tuhan bersama dengan saya,” klaim Kottoor, kepada media lokal di luar pengadilan, mengutip BBC, Kamis (24/12).
Baca Juga: Di Altar Gereja, Seorang Pastor Lakukan Hubungan Terlarang di Tengah Pandemi Corona
Lebih lanjut, jaksa, juga menuding Jose Poothrikkayil selaku pastor ketiga, memiliki hubungan terlarang dengan Sephy.
Poothrikkayil, ditangkap dan didakwa atas pembunuhan tersebut, pada 2008 lalu.
Namun, ia kembali bebas, karena kurangnya bukti.
Sebagai informasi, jenazah Abhaya, ditemukan di sebuah sumur di biara St Pius X, Kottayam, India selatan.
Pengadilan, menyatakan sebelum kematiannya, yakni pada 27 Maret 1992, dini hari, Abhaya, terbangun dan masuk ke dapur biara untuk mengambil air dari kulkas.
Ketika berada di dapur, ia, memergoki Kottoor dan Sephy, sedang melakukan hubungan terlarang.
Keduanya yang khawatir Abhaya, akan mengungkapkan aib tersebut, lanjut pengadilan, akhirnya menghabisi nyawa korban, dan membuang jasadnya.
Investigasi atas kematian Abhaya, ini pun menjadi masalah yang sangat kontroversial di India.
Sebab, polisi lokal dan negara bagian, awalnya memutuskan bahwa Abhaya, meninggal karena bunuh diri.
Namun, akhirnya Biro Investigasi Pusat (CBI) India, mengambil alih kasus tersebut, pada 1993.
CBI pun menemukan, bahwa Abhaya, telah dibunuh, meski saat itu belum berhasil menemukan siapa pelakunya.
Baru pada 2008, menyusul perintah pengadilan tinggi, CBI, memperbarui penyelidikannya.
Mereka menangkap dan menuntut Kottoor, Sephy, dan Poothrikkayil.
Tetapi ketiganya dilepaskan dengan jaminan, sebelum akhirnya kembali disidang dalam proses hukum yang sangat panjang.
“Suster Abhaya akhirnya mendapat keadilan. Ia akan beristirahat dengan tenang.”
Demikian pernyataan penutup dari aktivis HAM, Jomon Puthenpurackal, yang selama ini berkampanye mendesak pengusutan kasus tersebut.